Rabu 25 Jun 2025 13:35 WIB

BEI Cetak Laba Rp673 Miliar, Penerbitan Efek Capai Rp193 Triliun

Kinerja bursa meningkat ditopang transaksi harian dan emisi EBUS.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan laba bersih sebesar Rp673 miliar pada tahun 2024, tumbuh 16,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp579 miliar pada 2023. Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan yang mencapai Rp2,82 triliun, naik 12,9 persen dari Rp2,49 triliun tahun sebelumnya.

“Peningkatan pendapatan dan efisiensi beban menjadi pendorong utama pertumbuhan laba bersih BEI,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 di Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Baca Juga

Iman menjelaskan, pendapatan BEI terutama ditopang oleh kenaikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) menjadi Rp12,85 triliun pada 2024 dari sebelumnya Rp10,75 triliun pada 2023.

Selain pendapatan dari jasa transaksi dan jasa kliring, pendapatan dari jasa informasi juga meningkat 11,4 persen, didorong oleh pertumbuhan pelanggan datafeed sepanjang tahun 2024.

Di sisi beban, BEI tetap mampu menjaga efisiensi dengan kenaikan beban hanya sebesar 10,7 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pendapatan.

Aset BEI turut mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen menjadi Rp11,18 triliun, sementara ekuitas tumbuh 10,9 persen menjadi Rp8,29 triliun pada 2024.

Komitmen pengembangan juga tercermin dari belanja investasi yang mencapai Rp279,57 miliar, naik 32,5 persen dibandingkan 2023, seiring dengan dimulainya proyek pembaruan sistem perdagangan dan pengawasan. Hal ini berdampak pada penurunan kas dan setara kas sebesar 24,5 persen sepanjang tahun.

“BEI mencatat free cash flow to equity yang positif, menunjukkan kondisi keuangan yang sehat serta kemampuan menjaga keberlanjutan pengembangan pasar modal,” ujar Iman.

Sepanjang 2024, BEI berhasil mencatatkan 41 emisi saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) baru, serta tambahan saham hasil konversi HMETD dan waran. Total dana yang dihimpun dari seluruh efek tersebut mencapai Rp193 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari emisi EBUS senilai Rp143,6 triliun, disusul oleh saham baru sebesar Rp14,4 triliun.

Hingga Mei 2025, jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 956 perusahaan. Secara regional, BEI menempati peringkat kedua di ASEAN dalam jumlah emiten saham, serta menjadi bursa dengan pertumbuhan kedua tertinggi secara global, yaitu 1,38 persen (yoy).

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement