Selasa 17 Jun 2025 21:21 WIB

AS–Inggris Teken Kesepakatan Dagang, tapi Tarif Baja Belum Final

Tarif mobil Inggris turun tajam, tapi nasib industri baja belum pasti.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan penandatanganan kesepakatan dagang bilateral yang akan memangkas tarif impor untuk industri otomotif dan kedirgantaraan Inggris.
Foto: The Asscociated Press
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan penandatanganan kesepakatan dagang bilateral yang akan memangkas tarif impor untuk industri otomotif dan kedirgantaraan Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, ALBERTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan penandatanganan kesepakatan dagang bilateral yang akan memangkas tarif impor untuk industri otomotif dan kedirgantaraan Inggris. Namun, tarif impor baja masih dalam tahap negosiasi lebih lanjut.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama di sela-sela pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7) di Pegunungan Rocky, Kanada. Trump menunjukkan dokumen perjanjian yang disebutnya sebagai “kesepakatan yang telah lama ditunggu”, meski peluncurannya sempat diwarnai kekeliruan karena ia menyebut Uni Eropa alih-alih Inggris Raya sebagai mitra perjanjian.

Baca Juga

Trump menyebut pakta ini sebagai “kesepakatan yang adil bagi kedua negara” dan menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama ini akan menciptakan lapangan kerja dan pendapatan baru. “Kami baru saja menandatanganinya dan selesai,” ujarnya, seperti dikutip dari laman The Associated Press, Selasa (17/6/2025).

Starmer menggambarkan perjanjian ini sebagai "hari yang sangat baik bagi kedua negara", sekaligus mencerminkan kekuatan hubungan bilateral. Trump menambahkan bahwa Inggris “sangat terlindungi” dari tarif karena “saya menyukai mereka.”

Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari kerangka kerja yang diumumkan pada Mei lalu, yang mencakup pengurangan tarif atas produk otomotif, baja, dan aluminium Inggris sebagai imbalan atas akses pasar yang lebih besar bagi produk-produk AS, termasuk daging sapi dan etanol.

Namun, perjanjian yang ditandatangani pada Senin (16/6/2025) ini baru mencakup sektor otomotif dan kedirgantaraan. Pemerintah Inggris menyatakan, kesepakatan ini menghapus tarif AS sebesar 10 persen atas produk kedirgantaraan Inggris, memberikan keuntungan bagi perusahaan seperti Rolls-Royce.

Untuk mobil, tarif impor akan turun dari 27,5 persen menjadi 10 persen, berlaku hingga kuota 100 ribu unit per tahun.

Menteri Perdagangan dan Bisnis Inggris Jonathan Reynolds mengatakan, kesepakatan ini melindungi lapangan kerja di sektor-sektor strategis. Sementara itu, Kepala Eksekutif Society of Motor Manufacturers and Traders Inggris, Mike Hawes, menyebut perjanjian ini sebagai kabar baik bagi industri otomotif Inggris.

Namun, tarif impor untuk baja Inggris belum disepakati sepenuhnya. Produksi baja Inggris menurun drastis—turun 80 persen sejak akhir 1960-an—karena tingginya biaya dan tekanan dari produk baja murah asal China.

Perjanjian hari Senin ini juga menetapkan bahwa AS akan mempertahankan tarif logam pada 25 persen untuk Inggris, berbeda dari kebijakan Trump awal bulan ini yang menggandakan tarif logam untuk banyak negara menjadi 50 persen.

Gedung Putih menyampaikan bahwa Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick akan menentukan kuota baja dan aluminium dari Inggris yang bebas dari tarif. Pemerintah Inggris mengatakan mereka masih menargetkan tarif nol persen untuk produk baja inti, seperti telah disepakati sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement