Sabtu 14 Jun 2025 07:55 WIB

Perang Iran Israel, Pertamina Siapkan Perubahan Jalur Pelayaran Impor Minyak

Pertamina juga mempersiapkan diri untuk mengimpor dari negara lain.

Kapal minyak Pertamina.
Foto: pertamina
Kapal minyak Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyiapkan skenario reroute atau pengubahan jalur pelayaran logistik apabila konflik di Timur Tengah memanas. Hal ini berkaitan dengan eskalasi konflik yang terjadi di Israel dan Iran.

“Kalau kemarin-kemarin yang beberapa konflik, biasanya caranya reroute (pengubahan jalur), cari jalur pelayaran distribusi yang aman,” ujar VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso ketika ditemui di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Baca Juga

Mitigasi dampak nantinya akan dilakukan oleh Pertamina International Shipping (PIS) dan Pertamina Patra Niaga terkait seserius apa konflik yang berlangsung di Timur Tengah. Sejauh ini, kata dia, konflik yang terjadi antara Israel dan Iran belum berdampak kepada Pertamina. Oleh karena itu, reroute masih menjadi skenario mitigasi.

Selain reroute, Pertamina juga mempersiapkan diri untuk mengimpor dari negara lain yang berlokasi di luar kawasan Timur Tengah.

“Sekarang bisa impor crude (minyak mentah) lebih fleksibel. Jadi, kami tidak terlibat kontrak panjang. Kami bisa modifikasi kalau ada gangguan di satu titik, bisa pindah misalnya (impor) dari Afrika,” kata Fadjar.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung cukup percaya diri dalam menghadapi gejolak harga minyak dunia pasca-serangan Israel ke Iran. Indonesia, ucap dia, mengusahakan peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri, sehingga meminimalisir pengaruh gejolak internasional terhadap stabilitas ketersediaan energi di dalam negeri.

Pernyataan tersebut terkait dengan serangkaian serangan besar-besaran Israel ke sejumlah target militer di Iran, termasuk ke beberapa individu yang dikabarkan memiliki koneksi dengan program nuklir negara tersebut. Serangan Israel itu juga menargetkan sejumlah pemimpin militer Iran, demikian laporan RIA Novosti mengutip sejumlah sumber.

Otoritas Iran membatalkan seluruh penerbangan di bandara Imam Khomeini di Tehran menyusul serangan tersebut, lapor kantor berita ISNA mengutip juru bicara bandara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement