Selasa 10 Jun 2025 16:04 WIB

Indonesia Fokus Wujudkan Target Transisi Energi Bersih pada 2025

Energi bersih wasilah mewujudkan keberlanjutan

Anggota kelompok Program Masyarakat Mandiri Kutawaru Berdaulat dikampung Sendiri (Mamaku Berdikari) binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap membersihkan PLTS yang digunakan untuk budidaya kepiting cangkang lunak dengan inovasi Rumah Susun Kepiting Berbasis Energi (Rusun Tinggi) di kawasan wisata terpadu Kampoeng Kepiting, Kutawaru, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2024). Dengan didukung oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Inovasi budidaya kepiting dengan Rumah Susun Kepiting Berbasis Energi (Rusun Tinggi) ini diharapkan mampu menciptakan kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Foto: Republika/Prayogi
Anggota kelompok Program Masyarakat Mandiri Kutawaru Berdaulat dikampung Sendiri (Mamaku Berdikari) binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap membersihkan PLTS yang digunakan untuk budidaya kepiting cangkang lunak dengan inovasi Rumah Susun Kepiting Berbasis Energi (Rusun Tinggi) di kawasan wisata terpadu Kampoeng Kepiting, Kutawaru, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2024). Dengan didukung oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Inovasi budidaya kepiting dengan Rumah Susun Kepiting Berbasis Energi (Rusun Tinggi) ini diharapkan mampu menciptakan kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Bidang Pengembangan Mineral dan Batubara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Herry Permana mengatakan, Indonesia fokus untuk mewujudkan target transisi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

“Rencana pengembangan energi Indonesia, khususnya Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), berfokus pada peningkatan energi terbarukan dan transisi menuju bauran energi yang lebih bersih,” kata Herry di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

“Sasaran utamanya meliputi pencapaian 23 persen energi terbarukan pada tahun 2025,” ujarnya menambahkan.

Selain itu, dia mengatakan, Indonesia juga memiliki target ambisius untuk mencapai 31 persen energi terbarukan pada tahun 2025, serta penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2040.

Ia menambahkan, Just Energy Transition Partnership (JETP) juga berperan dalam mempercepat transisi ini, dengan target 44 persen energi terbarukan pada tahun 2030 dan nol emisi bersih di sektor kelistrikan pada tahun 2050.

“Elemen kunci dari rencana ini adalah pengembangan energi terbarukan, phase out batu bara, efisiensi energi, elektrifikasi, grid development, serta investasi dan pembiayaan dalam sektor ini,” katanya.

Demi mewujudkan hal tersebut, ia menilai para pemangku kepentingan terkait khususnya di sektor energi dan pertambangan, untuk berkolaborasi erat dan memiliki strategi yang tepat.

“Diperlukan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan mudah dilaksanakan bagi sistem pengelolaan pertambangan dan industri dari hulu sampai hilir,” ujar Herry.

Dia menekankan, kegiatan di industri pertambangan serta energi secara keseluruhan juga perlu dipastikan berkelanjutan dan ramah lingkungan, menerapkan prinsip-prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi baru untuk orientasi ekspor.

“Optimalisasi dari kolaborasi antara para pemangku kepentingan diperlukan, yang pada akhirnya bisa berkontribusi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen,” kata Herry.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement