REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mencatat lonjakan jumlah penumpang pada rute baru Transjabodetabek, khususnya rute Pantai Indah Kapuk (PIK) 2–Blok M yang diklaim melebihi target harian. Rute ini merupakan salah satu dari lima rute baru yang diresmikan dalam dua bulan terakhir.
Rute-rute tersebut adalah Alam Sutera–Blok M, Vida Bekasi–Cawang, PIK 2–Blok M, Sawangan–Lebak Bulus, dan Bogor–Blok M.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap Transjabodetabek cukup tinggi. Ia menyebut jumlah penumpang pada rute-rute baru tersebut secara umum melampaui target.
“Semua yang kita buka kemarin mulai dari Alam Sutera–Blok M, PIK 2–Blok M, Vida Bekasi–Cawang, dan terakhir Sawangan Depok ke Lebak Bulus, semuanya melebihi target yang kita tetapkan,” ujarnya, Kamis (5/6/2025).
Sebagai contoh, pada 29 Mei 2025, penumpang Transjabodetabek rute PIK 2–Blok M tercatat mencapai 5.799 orang. Padahal, target awal hanya 2.500 penumpang per hari. Sementara itu, rute Alam Sutera–Blok M pada hari libur rata-rata di atas 4.000 penumpang, dan Vida Bekasi–Cawang mencapai 2.463 penumpang.
Menurut Pramono, capaian ini membuktikan bahwa pembukaan rute baru mendapat respons positif dari masyarakat. Untuk itu, Pemprov Jakarta akan terus bekerja sama dengan daerah penyangga untuk memperluas jangkauan layanan Transjabodetabek.
“Ketika sudah menjadi Transjabodetabek, pemerintah Jakarta bersama daerah penyangga akan koordinasi dengan pemerintah pusat agar dapat mengintegrasikan sistem yang ada. Tujuannya agar masyarakat lebih mudah menggunakan transportasi publik, baik di suburban area maupun di Jakarta,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jakarta Wibi Andrino mendorong Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta untuk mengevaluasi operasional rute Transjabodetabek T31 PIK 2–Blok M. Ia menilai PIK 2 sebagai kawasan komersial, wisata, dan hunian elite yang cukup relevan untuk dilayani transportasi publik.
“PIK 2 itu bukan cuma kawasan perumahan elite, tapi juga komersial dan wisata. Jadi masuknya Transjabodetabek ke sana cukup relevan,” kata Wibi, Ahad (1/6/2025).
Namun, ia mengingatkan adanya tantangan dalam meningkatkan okupansi penumpang karena karakter pengguna di kawasan tersebut mayoritas masih bergantung pada kendaraan pribadi.
“Kalau tujuannya mengurangi kemacetan atau mendorong masyarakat kelas atas beralih ke transportasi publik, perlu evaluasi serius soal okupansi dan efektivitasnya,” katanya.
Wibi menambahkan, Dishub harus rutin mengevaluasi rute ini agar tidak sekadar seremonial. “Kalau memang rutenya sepi, lebih baik dialihkan ke kawasan yang lebih membutuhkan dan berpotensi besar mengurangi kendaraan pribadi. Tapi kalau mulai tumbuh dan ada edukasi berkelanjutan ke masyarakat PIK, ini bisa jadi titik balik untuk dorong gaya hidup lebih ramah lingkungan,” tuturnya.