Selasa 06 May 2025 16:17 WIB

PUSKEPI: Kasus di Bali Tunjukkan Sistem Proteksi Listrik Nasional Berjalan Baik

Secara teknis, indikasi gangguan terpantau terjadi pada sistem penyaluran kabel laut.

Rep: Fredikus Dominggus/ Red: Muhammad Hafil
Petugas PLN Bali saat melakukan perbaikan sistem kelistrikan pada Jumat (2/5) malam
Foto: dok PLN
Petugas PLN Bali saat melakukan perbaikan sistem kelistrikan pada Jumat (2/5) malam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) Sofyano Zakaria turut mempelajari kejadian padamnya listrik secara menyeluruh, beberapa hari lalu, di Pulau Bali. Ia menilai sistem proteksi ketenagalistrikan nasional terbukti berjalan baik karena padamnya tidak meluas.

Gangguan listrik di Bali sempat terjadi selama belasan jam. Setelahnya PLN secara bertahap melakukan pemulihan. Hingga akhirnya bisa 100 persen normal.

Baca Juga

"Meskipun terjadi gangguan kelistrikan terjadi akibat gangguan transmisi laut dari Jawa ke Bali, sistem proteksi berjalan baik sehingga gangguan tidak meluas sampai ke Pulau Jawa,” kata Sofyano, dikutip Selasa (6/5/2025).

Menurutnya, gangguan kali ini justru mengonfirmasi, bahwa sistem proteksi ketenagalistrikan nasional telah dibangun dengan standar teknologi tinggi. Sehingga mampu mencegah efek domino padam yang lebih luas.

“Jika kita bandingkan dengan peristiwa blackout di Eropa, yang bisa menjalar lintas negara dan memerlukan waktu berhari-hari untuk stabilisasi, pemulihan kelistrikan di Bali hanya dalam waktu kurang dari 12 jam,” ujar Sofyano.

Seperti diketahui, padam listrik yang terjadi di Bali dan di Spanyol serta Portugal pada 28 April 2025 menjadi dua peristiwa yang menunjukkan terdapat tantangan sistem kelistrikan modern.

“Meskipun sama-sama berawal dari gangguan transmisi, penanganan dan dampak kedua blackout ini menunjukkan perbedaan signifikan, terutama dalam kecepatan pemulihan dan efektivitas sistem proteksi masing-masing wilayah,” katanya.

Melalui sistem proteksi otomatis dan manajemen krisis yang diterapkan sukses membuat wilayah Bali keluar dari blackout dalam waktu yang lebih singkat. Ini hal yang sangat perlu diapresiasi oleh masyarakat.

Sebaliknya, kata Sofyano, blackout di Spanyol menyebabkan padam listrik meluas yang memengaruhi beberapa negara di wilayah Eropa. “Pemulihan awal di Eropa membutuhkan waktu antara enam hingga 23 jam, dan stabilisasi penuh berlangsung selama beberapa hari,” katanya.

Perbedaan mencolok tersebut, jelasnya, terletak pada keberhasilan sistem proteksi dalam mencegah efek domino yang lazim terjadi dalam jaringan interkoneksi listrik yang besar. Sofyano mengatakan keberhasilan memulihkan sistem dengan cepat menunjukkan digitalisasi dan modernisasi infrastruktur kelistrikan nasional sudah berada pada jalur yang tepat. Bahkan, fakta bahwa blackout tidak menyebar ke sistem Jawa dan durasi pemulihan dilakukan tanpa efek sistemik yang berkepanjangan menjadi bukti sistem kelistrikan nasional kini mampu menangani gangguan ekstrem dengan respons teknis yang terukur dan efektif.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang memimpin langsung pemulihan sistem di lokasi menjelaskan ratusan personel PLN langsung merespons dengan sigap seketika gangguan terjad. Para personel tersebut terus bersiaga pasca aliran listrik di Bali kembali pulih secara normal.

"Hingga saat ini, personel kami di lapangan tetap bersiaga untuk terus menjaga dan memastikan pasokan listrik di Bali telah 100 persen pulih, termasuk pada tempat-tempat vital di sektor pelayanan umum seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan pusat-pusat keramaian," kata Darmawan, dalam keterangan resmi PLN, dikutip Sabtu (3/5/2025).

Ia memastikan PLN terus berupaya secara maksimal sekaligus mengevaluasi dan melakukan penguatan sistem kelistrikan. Ini agar seluruh  pelanggan dapat terus menikmati listrik andal seperti biasanya. Darmawan juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan mengapresiasi pengertian dari pelanggan.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Dan kami juga mengapresiasi kesabaran dan pengertian seluruh pelanggan kami," ujar Dirut PLN itu.

Pertanyaan apa penyebabnya? Darmawan menerangkan  indikasi sementara gangguan pada sistem penyaluran listrik. Namun investigasi masih terus berlangsung.

"Secara teknis, indikasi gangguan terpantau terjadi pada sistem penyaluran kabel laut, namun kepastian penyebabnya masih terus ditelusuri dan bukan akibat dari serangan siber atau yang lainnya," kata Dirut PLN, menutup pernyataannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement