Kamis 01 May 2025 15:20 WIB

Media Pemerintah Sebut AS Telah Hubungi China untuk Bicarakan Tarif

China menyebut belum ada pembicaraan antara negara tersebut dengan AS.

Seorang pria berjalan ke toko barang dagangan yang memajang bendera nasional Tiongkok dan Amerika Serikat, di Beijing, Kamis, 3 April 2025. China mengecam penerapan tarif impor oleh AS.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang pria berjalan ke toko barang dagangan yang memajang bendera nasional Tiongkok dan Amerika Serikat, di Beijing, Kamis, 3 April 2025. China mengecam penerapan tarif impor oleh AS.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Akun media sosial yang berafiliasi dengan media pemerintah China pada hari Kamis (1/5/2025) menyebutkan Amerika Serikat (AS) telah menghubungi China untuk mencari pembicaraan mengenai tarif 145 persen yang ditetapkan Presiden Donald Trump.

Ini menjadi laporan terbaru mengenai kemungkinan langkah menuju negosiasi mengenai pungutan tersebut.

Baca Juga

"AS telah secara proaktif menghubungi China melalui berbagai saluran, dengan harapan dapat mengadakan diskusi mengenai masalah tarif," kata Yuyuan Tantian dalam sebuah posting yang dipublikasikan di akun media sosial resmi Weibo, mengutip sumber anonim.

Guo Jiakun, juru bicara kementerian luar negeri China, pada hari Rabu mengatakan belum ada konsultasi atau negosiasi antara China dan AS mengenai tarif.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara media AS yang dipublikasikan Jumat lalu bahwa pemerintahannya sedang berbicara dengan China untuk mencapai kesepakatan tarif dan bahwa Presiden China Xi Jinping telah meneleponnya. Beijing minggu lalu berulang kali membantah adanya pembicaraan semacam itu, menuduh Washington menyesatkan publik.

Yuyuan Tantian bukanlah salah satu media pemerintah paling berwenang di Tiongkok. Global Times, yang dimiliki oleh surat kabar Partai Komunis yang berkuasa, People's Daily, sering kali menjadi yang pertama melaporkan langkah China berikutnya dalam perselisihan perdagangan selama beberapa tahun terakhir.

Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa ia yakin ada peluang yang sangat besar pemerintahannya dapat membuat kesepakatan dengan China, beberapa jam setelah Xi meminta China, ekonomi terbesar kedua di dunia, untuk mengambil tindakan guna menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan internasional, tanpa secara eksplisit menyebut Amerika Serikat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement