REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani optimistis target investasi sebesar Rp 1.905,6 triliun tahun ini dapat tercapai. Rosan menyampaikan capaian realisasi investasi kuartal I 2025 sebesar Rp 465,2 triliun atau 24,4 persen dari total target investasi 2025 menjadi bekal untuk mewujudkan target tersebut.
"Kalau lihat dari komitmen yang sedang berjalan maupun yang akan berjalan, Insya Allah target ini bisa kita capai di tahun sampai akhir tahun ini. Harapannya kalau bisa lebih," ujar Rosan saat konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal I 2025 di Gedung Ismail Saleh, Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Rosan mengatakan realisasi investasi tiga bulan pertama 2025 menunjukkan daya tarik investasi Indonesia di tengah gejolak ketidakpastian dan perang dagang global. Hal ini tergambar dari realisasi penyertaan modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 234,8 triliun dengan porsi 50,5 persen atau naik 19,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 197,1 triliun dan, investasi asing atau penyertaan modal asing (PMA) sebesar Rp 230,4 triliun atau naik 12,7 persen dari PMA kuartal I 2024 yang sebesar Rp 204,4 triliun.
"Walaupun di tengah kondisi dunia yang makin tidak menentu, makin terjadi polarisasi, tetapi berdasarkan minat dari para investor, dalam dan luar negeri itu tetap besar dan terus menyampaikan keinginan untuk investasinya di Indonesia," ucap Rosan.
Rosan meyakini tren investasi asing akan meningkat. Rosan menyampaikan siklus investasi asing cenderung mengalami pertumbuhan saat memasuki kuartal kedua.
"Kami melihat biasanya memang di kuartal kedua ini peningkatan investasi dari peran modal asing itu lebih meningkat," sambung Rosan.
Menurut Rosan, para investor masih melihat Indonesia sebagai salah satu negara dengan kondisi investasi yang baik. Rosan mengklaim Indonesia menawarkan berbagai keunggulan investasi berupa kestabilan, iklim investasi yang sehat, dan kemudahan berbisnis dengan mengedepankan prinsip transparansi.
"Hal ini menimbulkan rasa percaya yang lebih tinggi kepada Indonesia untuk berinvestasi kembali sehingga kita juga ingin memastikan investasi yang masuk ke Indonesia ini juga memberikan return yang baik terhadap investor dan juga memberikan asas manfaat kepada rakyat," kata Rosan.
Muhammad Nursyamsyi