REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis survei perbankan yang mengindikasikan penyaluran kredit pada kuartal I/2025 mengalami penurunan yang cukup dalam dibandingkan dengan angka pada kuartal sebelumnya di akhir 2024.
“Hasil survei perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 tetap tumbuh positif, meski lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sesuai dengan pola historisnya,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Senin (28/4/2025).
Tercatat, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada kuartal I/2025 adalah sebesar 55,07 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit pada kuartal IV/2024 sebesar 97,90 persen.
Denny mengatakan, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal I/2025 didorong oleh seluruh jenis kredit. Tercatat kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi dengan SBT masing-masing 60,35 persen, 35,62 persen, dan 59,25 persen, lebih rendah dibandingkan SBT pada kuartal IV/2024 masing-masing 91,70 persen, 88,50 persen, dan 62,90 persen.
Denny memprediksi penyaluran kredit baru pada kuartal II/2025 akan meningkat dibandingkan dengan kuartal I/2025. “Pada triwulan II 2025, penyaluran kredit baru diperkirakan meningkat dengan SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,99 persen,” ujarnya.
Denny melanjutkan, standar penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diindikasikan lebih longgar dibandingkan triwulan IV 2024, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar 1,32. Kebijakan penyaluran kredit diindikasikan lebih longgar, antara lain pada aspek agunan.
Ke depan, pelonggaran standar penyaluran kredit diprakirakan berlanjut pada triwulan II 2025, dengan ILS negatif sebesar 1,39. Aspek kebijakan penyaluran kredit juga diprakirakan lebih longgar, antara lain berasal dari suku bunga kredit dan persyaratan administrasi.