Jumat 25 Apr 2025 20:31 WIB

KAI Dukung Rencana KDM Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jabar

Sarana KAI telah siap untuk melayani penumpang jika reaktivasi jalur kereta dilakukan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan dukungan terhadap rencana Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) Kang Dedi Mulyadi (KDM) mereaktivasi sejumlah jalur kereta api nonaktif di wilayah tersebut.
Foto: Dok Republika
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan dukungan terhadap rencana Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) Kang Dedi Mulyadi (KDM) mereaktivasi sejumlah jalur kereta api nonaktif di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan dukungan terhadap rencana Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) Kang Dedi Mulyadi (KDM) mereaktivasi sejumlah jalur kereta api nonaktif di wilayah tersebut. Jalur-jalur yang direncanakan untuk diaktifkan kembali meliputi lintas Cipatat - Padalarang, Banjar - Pangandaran, Bandung - Ciwidey, dan jalur antara Garut - Cikajang.

Sebagai pengelola aset pada lintas-lintas nonaktif tersebut, ucap Vice President Public Relations KAI Anne Purba, KAI berkomitmen mendukung proses reaktivasi dengan mengembalikan aset yang selama ini dikelola dan dioptimalisasi agar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu sebagai jalur kereta api untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat.

Baca Juga

"KAI menyambut baik inisiatif Pemprov Jabar dalam menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang telah lama tidak beroperasi. KAI siap mendukung dengan mengembalikan aset-aset yang dikelola KAI untuk kepentingan reaktivasi ini," ujar Anne dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Anne menegaskan proses pembangunan atau reaktivasi jalur kereta api sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Meski demikian, KAI siap berkolaborasi dan mendukung setiap tahapan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.

Anne menambahkan KAI telah melakukan investasi signifikan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perkeretaapian. Anne menjelaskan investasi tersebut meliputi peremajaan sarana kereta api dengan pengadaan 612 kereta penumpang dan 54 lokomotif, serta melakukan modifikasi sarana yang sudah ada.

“Sehingga apabila jalur-jalur kereta api itu sudah berhasil direaktivasi, sarana KAI telah siap untuk melayani penumpang,” ucap Anne.

Dalam mengantisipasi kemungkinan elektrifikasi pada jalur-jalur yang akan direaktivasi, sambung Anne, KAI juga telah melakukan investasi penambahan 29 trainset Kereta Rel Listrik (KRL). Armada KRL baru ini terdiri atas 16 trainset baru dan 2 trainset retrofit dari PT INKA di Madiun, serta 11 trainset yang didatangkan dari CRRC, Cina yang saat ini sedang menjalani pengujian dinamis dan akan dikirimkan secara bertahap.

"Investasi yang telah kami lakukan ini menunjukkan komitmen KAI untuk terus meningkatkan layanan dan mendukung pengembangan transportasi kereta api di Indonesia, termasuk di Jawa Barat," sambung Anne.

KAI, ucap Anne, meyakini reaktivasi jalur kereta api yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Kereta api, sebagai sarana transportasi umum dengan kapasitas angkut yang besar, dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan kemacetan

Selain itu, pengoperasian kembali jalur kereta api juga berpotensi mengurangi beban biaya perawatan jalan raya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Tidak hanya hanya itu, lanjut Anne, setiap stasiun yang kembali aktif akan dapat menjadi bangkitan ekonomi baru, mulai dari transportasi lanjutan hingga penjual jajanan maupun makanan di sekitar stasiun, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitarnya.

"KAI siap mendukung rencana reaktivasi jalur kereta api yang diinisiasi oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. KAI percaya kereta api, dengan segala keunggulannya, dapat memberikan kontribusi besar bagi mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," kata Anne.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement