REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun ada peralihan sebagian dana ke luar negeri, sektor obligasi domestik di Indonesia tetap menunjukkan angka pertumbuhan yang positif. General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia, mengungkapkan dana kelolaan Asset Under Management (AUM) nasabah di BNI tetap tumbuh meskipun terjadi pergeseran investasi dari segmen-segmen tertentu.
"Kami tuh penurunannya cuma 10 persen. Jadi memang dana orang kaya itu tetap naik," ujar Henny saat ditemui usai konferensi pers di Menara BNI, Rabu (16/4/2025).
Menurut Henny, meskipun beberapa nasabah memilih untuk memindahkan dana mereka ke instrumen luar negeri, pasar obligasi domestik tetap menarik, terutama bagi nasabah dengan kekayaan tinggi. "Dana dari nasabah high-net-worth (nasabah dengan kekayaan bersih di atas Rp 1 miliar) tetap naik, dan kami melihat banyak nasabah memilih obligasi, karena instrumen ini lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi global," tambahnya.
Ia juga menjelaskan meskipun ada kecenderungan sebagian dana keluar dari Indonesia ke instrumen finansial luar negeri dalam 10 tahun terakhir, BNI tidak mencatatkan adanya pergerakan signifikan yang mengarah pada pengalihan dana besar-besaran.
"Pada saat Covid-19, ada pergeseran ke kualitas. Bank-bank besar seperti BNI justru tumbuh signifikan," ujarnya.
Untuk proyeksi tahun 2025, Henny optimistis AUM akan terus tumbuh meskipun terdapat tantangan ekonomi global. "AUM kami tumbuh positif. Kami yakin sektor obligasi domestik akan terus mencatatkan angka yang baik, terutama dengan kepercayaan yang masih tinggi dari investor domestik," kata Henny.