REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia( MIND ID) menargetkan pasokan listrik untuk seluruh Pulau Sumatera. Hal ini disampaikan Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, dalam kunjungannya ke PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU Tanjung Lalang) yang dikelola oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), anak perusahaan hasil kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk dan China Huadian Group.
Dalam kunjungan ini, Maroef bersama Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dan jajaran Dewan Komisaris dan Direksi dari MIND ID dan Bukit Asam. Dia menyampaikan PLTU Tanjung Lalang kelolaan HBAP memiliki kapasitas 2x660 MW, dan saat ini masih beroperasi pada tingkat utilisasi sekitar 50 persen.
Ia menegaskan, dengan kapasitas besar dan teknologi yang unggul, Grup MIND ID menargetkan agar HBAP menjadi garda terdepan untuk mampu memasok kebutuhan listrik seluruh Sumatera.
"Kita harus punya target yang besar, dan kami percaya Bukit Asam bersama Huadian Group mampu mewujudkannya,” ujar Maroef, dalam keterangannya, dikutip Jumat (11/4/2025).
Pembangkit listrik ini juga mencerminkan standar tinggi dalam pengelolaan lingkungan. PLTU tersebut telah dilengkapi dengan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) yang mampu menekan emisi gas buang di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Itu menjadikannya salah satu pembangkit listrik berbasis batu bara paling ramah lingkungan di kawasan.
"PLTU MT Sumsel-8 ini adalah salah satu pembangkit listrik mulut tambang terbesar di Asia Tenggara. Kami bangga bahwa operasionalnya telah menggunakan teknologi rendah emisi yang mendukung prinsip keberlanjutan,” tambah Maroef.
Ia menegaskan upaya ini bagian dari strategi besar MIND ID dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam nasional. Melalui Bukit Asam, Grup MIND ID saat ini mengelola total sumber daya batu bara sebesar 5,8 miliar ton, dengan cadangan sebesar 2,9 miliar ton.
Seluruh inisiatif pengembangan energi dijalankan untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan mendukung arah pembangunan nasional. Cadangan ini juga dioptimalkan untuk dapat memasok kebutuhan energi yang digunakan agar menjalankan program hilirisasi dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral dan batu bara Indonesia.
“Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam mewujudkan kemandirian energi sebagai fondasi kedaulatan bangsa,” kata Maroef, menutup pernyataannya.