Selasa 18 Mar 2025 17:20 WIB

Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza, Rupiah Melemah Hari Ini

Israel melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza.

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi serangan rezim Zionis Israel terhadap masyarakat di Gaza, Palestina.

“Israel melancarkan serangan terhadap target Hamas di Gaza, pembicaraan gencatan senjata gagal. Sejumlah laporan media mengatakan Israel telah melancarkan serangan terhadap target Hamas di seluruh Gaza setelah pembicaraan tentang gencatan senjata gagal,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Baca Juga

Pada dini hari ini, Israel melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza sebagai tanda kembali dimulai kampanye genosida, setelah sempat mereda selama dua bulan saat fase gencatan senjata.

Pengeboman tersebut menewaskan setidaknya 131 warga sipil Palestina di Gaza, dan melukai ratusan lainnya, termasuk wanita, anak-anak, dan lansia. Serangan itu juga mengancam nyawa korban-korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang hancur terkena serangan Israel itu.

Sebanyak 70 orang lainnya dilaporkan terluka. Banyak dari mereka dalam kondisi parah akibat pengeboman terhadap rumah-rumah warga sipil di sana.

Pembicaraan mengenai perjanjian damai yang lebih konkret telah memburuk di tengah ketidaksepakatan atas ketentuan gencatan senjata, sementara delegasi AS (Amerika Serikat) juga tidak dapat menjadi penengah perdamaian. "Serangan hari Selasa menandai pembaruan ketegangan di Timur Tengah,” ujar Ibrahim.

Di samping itu, ancaman tarif timbal balik dari Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara, juga memberikan ketidakpastian global dan berpotensi menimbulkan perang dagang maupun gangguan ekonomi.

“Pertemuan The Fed kini menjadi fokus untuk isyarat ekonomi lainnya, dengan bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan dua hari pada hari Rabu. Namun, bank sentral diperkirakan akan mengurangi pandangan agresifnya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang meningkat,” kata dia.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 22 poin atau 13 persen menjadi Rp 16.428 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.406 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp 16.432 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.379 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement