Kamis 13 Mar 2025 11:22 WIB

Sri Mulyani Akhirnya Buka Kondisi APBN 2025, Defisit Rp 31,2 Triliun

Penerimaan negara sampai dengan 28 Februari 2025 mencapai Rp 316,9 triliun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga kiri) bersama jajaran pimpinan Kemenkeu sebelum konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga kiri) bersama jajaran pimpinan Kemenkeu sebelum konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Keuangan RI akhirnya merilis realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita tahun 2025 dengan merekap bulan Januari dan Februari. Tercatat, penerimaan negara sampai dengan 28 Februari 2025 mencapai Rp 316,9 triliun. Angka tersebut merupakan 10,5 persen dari target pendapatan negara pada 2025 sebesar Rp 3.005,1 triliun.

Perinciannya, penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp 240,4 triliun atau terealisasi 9,7 persen dari target sebanyak Rp 2.490,9 triliun. Itu meliputi penerimaan pajak sebesar Rp 187,8 triliun atau 8,6 persen dari target tahun ini sebesar Rp 2.189,3 triliun. Lalu, kepabean/cukai Rp 52,6 triliun atau 17,5 persen dari target sebesar Rp 301,6 triliun.

Baca Juga

Kemudian, angka penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga Februari 2025 mencapai Rp 76,4 triliun. Angka tersebut menunjukkan realisasinya mencapai 14,9 persen dari target PNBP pada APBN 2025 sebanyak Rp 513,6 triliun.

Adapun dari sisi belanja, realisasi belanja negara hingga Februari 2025 mencapai Rp 348,1 triliun, atau terealisasi 9,6 persen dari target belenja negara di APBN 2025 sebesar Rp 3.621,3 triliun.

Angka belanja negara tersebut meliputi belanja pemerintah pusat yang terealisasi Rp 211,5 triliun atau 7,8 persen dari target Rp 2.701,4 triliun, yang terdiri dari belanja K/L sebesar Rp 83,6 triliun atau 7,2 persen dari target Rp 1.160,1 triliun dan belanja non K/L Rp 127,9 triliun atau 8,3 persen dari target Rp 1.541,4 triliun.

Kemudian angka transfer ke daerah (TKD) terealisasi Rp 136,6 triliun. Angka tersebut menunjukkan realisasinya 14,9 persen dari target sebesar Rp 919,9 triliun.

“Realisasi yang terjadi untuk belanja negara hingga akhir Februari dengan berbagai hal terjadi, Inpres efisiensi, dan lain-lain, kita masih melihat belanja negara 9,6 persen dari total belanja yang dianggarkan tahun ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

Adapun, angka keseimbangan primer hingga akhir Februari 2025 terealisasi Rp 48,1 triliun. Dengan angka realisasi pendapatan dan belanja hingga Februari 2025 tersebut, tercatat terjadi defisit sebesar Rp 31,2 triliun atau 0,13 dari PDB.

“Defisit 0,13 persen masih di dalam target desain APBN 2025 sebesar 2,53 persen dari PDB yaitu Rp 616,2 triliun,” ujar Sri Mulyani.

Sementara itu, ia melanjutkan, tercatat sampai Februari 2025, pembiayaan anggaran mencapai Rp 220,1 triliun. Sedangkan targetnya diketahui sebesar Rp 616,2 triliun.

“Ini artinya dua bulan pertama kita telah merealisasi pembiayaan cukup besar, 35,7 persen,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement