REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap bahwa tingkat pembiayaan macet (non-performing financing/NPF) tetap terjaga di tengah proyeksi tumbuhnya pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater dan pinjaman daring (pindar) menjelang hari raya Idul Fitri.
“Tentu saja kami harapkan (penyaluran pembiayaan) akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan non-performing financing ke depannya,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman di Jakarta, Ahad (9/3/2025).
Ia menuturkan bahwa hingga saat ini pertumbuhan kinerja pinjaman daring dan BNPL didukung dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang masih terjaga. OJK mencatat bahwa tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) industri fintech lending atau pinjaman daring dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52 persen pada Januari 2025, membaik dari Desember 2024 yang sebesar 2,60 persen.
Sedangkan berdasarkan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), NPF bruto industri BNPL tercatat sebesar 3,37 persen pada Januari 2025.
Agusman pun mengingatkan masyarakat untuk bijak menggunakan layanan paylater dan pinjaman daring di tengah era digital saat ini yang semakin memudahkan masyarakat untuk berbelanja secara daring melalui e-commerce.
Ia meminta masyarakat untuk hati-hati dan waspada dalam mengelola pinjaman agar tidak terjadi gagal bayar dan menimbulkan pembiayaan macet. “Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa demand (permintaan terhadap layanan paylater dan pinjaman daring) masih tinggi di tengah masyarakat. Karena itu, perlu sekali kehati-hatian,” katanya.
Agusman menyatakan bahwa pembiayaan paylater dan pinjaman daring diproyeksikan meningkat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Ia menyampaikan bahwa prediksi tersebut mempertimbangkan kinerja kedua sektor pada periode Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu.
Menjelang perayaan Lebaran tahun lalu pada April 2024, outstanding pembiayaan layanan BNPL menguat sebesar 31,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan pada Maret 2024 sebesar 23,90 persen yoy.
Sementara pembiayaan industri pinjaman daring meningkat sebesar 24,16 persen yoy pada April 2024, lebih baik daripada Maret 2024 yang sebesar 21,85 persen yoy.
“Bercermin dari data tersebut dan melihat kenyataan sekarang, diperkirakan untuk Lebaran tahun ini pembiayaan oleh BNPL dan pindar juga akan meningkat,” imbuh Agusman.