REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan bahwa penundaan penerapan tarif oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara mitra dagang telah memberikan sentimen positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada penutupan perdagangan Bursa, Jumat (7/3/2025) sore, IHSG tercatat menguat 18,15 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.636,00. Sementara indeks LQ45 melemah 3,10 poin atau 0,41 persen ke posisi 750,39.
“Jadi, penundaan itu juga pasti berdampak positif, buat beberapa negara. Jadi, dampaknya jelas cukup positif,” ujar Iman di sela-sela acara Ring the Bell for Gender Equality (RTBFGE) 2025 di Gedung BEI, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, volatilitas IHSG saat ini disebabkan oleh berbagai sentimen, baik dari tingkat global ataupun domestik, maupun dari kinerja emiten-emiten yang tercatat di BEI.
“Indeksnya itu kan berbagai macam dampak. Ya, baik global, domestik maupun terhadap perusahaannya. Jadi semua bercampur," ujar Iman.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan barang-barang asal Kanada dan Meksiko yang termasuk dalam perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA) akan dibebaskan dari tarif 25 persen selama sebulan, yang diberlakukan pada awal pekan ini.
Kebijakan ini diumumkan sehari setelah tarif untuk barang otomotif dibebaskan.
Pada awalnya, Trump hanya memberikan pengecualian kepada Meksiko, namun kemudian menandatangani amendemen yang memperluas pengecualian ke Kanada.