Jumat 07 Mar 2025 07:58 WIB

Menhub Prediksi Jateng Jadi Tujuan Pemudik Terbanyak

Potensi pergerakan selama libur Lebaran 2025 diprediksi mencapai 52 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengemudi melintasi jalur tol fungsional Klaten-Prambanan di Gerbang Tol Prambanan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). PT Jasamarga Jogja Solo menutup kembali jalur tol fungsional Klaten-Prambanan usai digunakan sebagai jalan arus mudik dan balik liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 selama 14 hari.
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Pengemudi melintasi jalur tol fungsional Klaten-Prambanan di Gerbang Tol Prambanan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). PT Jasamarga Jogja Solo menutup kembali jalur tol fungsional Klaten-Prambanan usai digunakan sebagai jalan arus mudik dan balik liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 selama 14 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi melakukan koordinasi kesiapan angkutan Lebaran 2025 dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi, di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Kamis (6/3/2025). Hal tersebut dilakukan mengingat berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub bersama Badan Litbang Kompas, Jateng merupakan salah satu daerah dengan potensi pergerakan pemudik terbesar.

Berdasarkan survei tersebut, ucap Dudy, potensi pergerakan selama libur Lebaran 2025 diprediksi mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 146,48 juta jiwa. Dudy mengatakan Jateng diprediksi menempati posisi pertama sebagai daerah dengan tujuan perjalanan terbanyak sebesar 25 persen. 

 

"Kemenhub dan Pemprov Jateng terus berkolaborasi dan bekerja sama dalam berbagai hal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, utamanya dalam rangka persiapan angkutan Lebaran 2025 agar masyarakat dapat melaksanakan mudik dengan aman, nyaman, selamat, dan terkendali," ujar Dudy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

 

Dudy menyoroti sejumlah hal dalam koordinasi tersebut antara lain pasar tumpah, kepadatan lokasi wisata, serta perlintasan sebidang. Terkait pasar tumpah, Dudy mengatakan, saat ini sedang dilakukan pendalaman terkait persebaran dan potensi pasar tumpah yang menjadi titik lokasi kemacetan. 

 

“Berdasarkan data historis yang kami miliki, setidaknya terdapat kurang lebih 12 pasar tumpah di jalur mudik arteri Jateng pada 26 Maret hingga 29 Maret 2025. Untuk itu kami usulkan koordinasi terkait hari dan waktu operasi pasar serta pengendalian dan pengaturan kendaraan tradisional,” lanjut Dudy.

 

Terkait kepadatan di lokasi wisata, Dudy mengatakan, terdapat beberapa lokasi wisata di Jateng yang kemungkinan akan dipadati pengunjung, antara lain Borobudur, Prambanan, Dieng, Pantai Karang Indah, serta Pantai Karang Jahe. Untuk itu, Kemenhub memerlukan sinergi dalam pengaturan lalu lintas untuk arus wisatawan, peningkatan bentuk penyampaian informasi, penyediaan area parkir, penambahan fasilitas peristirahatan, penempatan posko kesehatan dan keamanan, serta penyediaan informasi nomor telepon darurat.

 

Selanjutnya terkait perlintasan sebidang, Dudy mengatakan, saat ini terdapat 839 perlintasan sebidang di Jateng. Perlintasan tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan. Di samping itu, hal lain yang juga menjadi perhatian adalah posko angkutan Lebaran dan mudik gratis, peningkatan akses dan layanan angkutan feeder, pengaturan dan rekayasa lalu lintas, serta penyediaan informasi mudik dan sosialisasi keselamatan.

 

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jateng Ahmad Lutfhi menyatakan kesiapan Jateng untuk bersinergi dalam menerima pelaku perjalanan pada arus mudik dan balik. Luthfi memastikan Jateng siap untuk menerima arus mudik. 

 

"Bisa lewat jalan tol nasional Trans Jawa, bisa Pantura, bisa jalur tengah, bisa jalur Selatan, bisa jalur Selatan Selatan. Tinggal pilih saja,” ujar Luthfi.

 

Muhammad Nursyamsi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement