Selasa 04 Mar 2025 14:54 WIB

Boy Thohir: ADRO Siap Buyback Saham Jika Aturan OJK Ditetapkan  

OJK memutuskan buyback bisa dilakukan tanpa melalui RUPS.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Boy Thohir, President Director, PT Adaro Energy Tbk menyatakan kesiapan perusahaan untuk segera melakukan buyback jika keputusan dari OJK sudah final. (ilustrasi)
Foto: Dok. Pribadi
Boy Thohir, President Director, PT Adaro Energy Tbk menyatakan kesiapan perusahaan untuk segera melakukan buyback jika keputusan dari OJK sudah final. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) membuka peluang untuk menambah anggaran pembelian kembali (buyback) saham jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, menyatakan kesiapan perusahaan untuk segera melakukan buyback jika keputusan dari OJK sudah final.  

"Masih ada ruang yang dirapatkan. Tapi kalau nanti OJK memutuskan buyback bisa dilakukan tanpa melalui RUPS, kami siap melaksanakannya," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (3/3/2025) sore.   

Baca Juga

Boy Thohir menilai kebijakan ini berpotensi memberikan dampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengingat kapitalisasi pasar perusahaan di Indonesia masih tergolong murah (undervalued). Selain itu, fundamental perusahaan tetap kuat, dan penurunan yang terjadi lebih disebabkan oleh faktor eksternal. "Kita tunggu keputusan dari OJK. Kalau sudah dibuka, kami siap," tegasnya.  

Ia menambahkan buyback ini dapat menjadi solusi yang menguntungkan bagi perusahaan dan investor dalam negeri. "Pasar dalam negeri punya kesempatan untuk memiliki saham perusahaan-perusahaan yang bagus. Kondisi saat ini memberikan peluang investasi yang menarik," katanya.  

Menanggapi perbandingan dengan kebijakan buyback saat pandemi Covid-19, Boy Thohir menegaskan situasi saat ini berbeda. "Saat pandemi, banyak kebijakan yang akhirnya tidak terealisasi sesuai rencana karena harga saham sudah naik lebih dulu. Sekarang, dengan kondisi ekonomi yang stabil, ini menjadi momen yang tepat untuk buyback," ujarnya.  

Sementara itu, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunda implementasi short selling sambil mengkaji opsi buyback saham tanpa persetujuan RUPS. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyatakan kebijakan ini fokus pada stabilitas pasar, likuiditas, dan perlindungan investor.  

"OJK akan mengambil kebijakan awal untuk pertama adalah menunda implementasi kegiatan short selling. Selain itu, terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar," ujar Inarno.  

Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, IB Aditya Jayaantara, turut menyampaikan OJK sedang mengkaji berbagai inisiatif kebijakan untuk menjaga stabilitas harga saham. Salah satu yang dipertimbangkan adalah penundaan short selling serta percepatan implementasi kebijakan buyback saham tanpa RUPS guna mendukung efisiensi pasar.  

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menambahkan bahwa ketidakpastian global turut mempengaruhi pasar domestik, termasuk dampak dari kebijakan tarif antara AS dan mitra dagangnya serta arah kebijakan The Fed terkait suku bunga.  

Dengan berbagai faktor tersebut, Boy Thohir menekankan pentingnya langkah cepat dari OJK dalam mengambil keputusan. "Kalau OJK tidak segera bertindak, bisa saja harga saham naik lebih dulu. Yang penting, kita harus percaya ekonomi Indonesia masih kuat dan perusahaan-perusahaan di bursa memiliki fundamental yang solid," ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement