Sabtu 01 Mar 2025 07:35 WIB

Kinerja Pasar Modal Sepekan Terakhir: IHSG Anjlok 7,83 Persen

IHSG turun 7,83 persen sehingga ditutup di level 6.270.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja mengamati layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mengamati layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan data perdagangan saham BEI selama periode 24—28 Februari 2025. Tercatat, dalam sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 7,83 persen sehingga ditutup berada di 6.270 pada perdagangan Jumat (28/2/2025) dengan membukukan nilai kapitalisasi pasar Rp 10.880 triliun.

“Sejumlah data perdagangan saham BEI selama periode 24—28 Februari 2025 ditutup bervariasi. Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini yaitu 21,62 persen menjadi 22,36 miliar lembar saham dari 18,38 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” tulis BEI dalam keterangan resmi, Jumat (28/2/2025).

Baca Juga

BEI juga mencatat peningkatan pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa, yakni sebesar 16,19 persen menjadi Rp 13,69 triliun. Pada pekan sebelumnya rata-rata nilai transaksi harian Bursa adalah Rp 11,78 triliun.

Namun, terjadi penurunan pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pada pekan ini, yakni sebesar 4,52 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi. Pada pekan lalu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mencapai 1,23 juta kali transaksi.

“Kapitalisasi pasar Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 7,68 persen menjadi Rp 10.880 triliun dari Rp 11.786 triliun pada sepekan sebelumnya,” lanjutnya.

Penurunan nilai market cap tersebut seiring dengan memerahnya pergerakan IHSG. Tercatat, IHSG menurun 7,83 persen menuju level 6.270,597 dari level 6.803,001 pada pekan lalu.

“Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp 2,91 triliun. Dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 21,90 triliun,” terangnya.

Pada periode 24—28 Februari 2025, BEI melakukan beragam kegiatan untuk menunjang perkembangan dunia pasar modal. Mengawali pekan tersebut, pada Senin (24/2/2025), BEI menggelar SPPA Award 2024 di Main Hall BEI sebagai bentuk apresiasi bagi institusi Pengguna Jasa yang aktif di Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan berkontribusi dalam meningkatkan likuiditas pasar alternatif.

Penghargaan diberikan berdasarkan total nilai transaksi di SPPA sepanjang 2024, dengan kategori utama most active bank yang diraih oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk), most active securities firm yang diraih oleh PT BRI Danareksa Sekuritas, serta best market maker yang diraih oleh Citibank N.A. Lalu, kategori rising star of the year diraih oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan PT Mandiri Sekuritas, sementara most engaged dealer diberikan kepada PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (berdasarkan total nilai transaksi) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (berdasarkan total frekuensi transaksi).

Pada Selasa (25/2/2025), BEI bersama self regulatory organization (SRO) lainnya, yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan pembukaan perdagangan dalam rangka peluncuran produk derivatif baru, yaitu Foreign Index Futures (Kontrak Berjangka Indeks Asing/KBIA).

SRO meluncurkan foreign index futures dengan underlying indeks MSCI Hong Kong Listed Large Cap dengan kode MSLCHK. MSLCHK diciptakan untuk merepresentasikan performa saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang tercatat di Hong Kong Stock Exchange. Pada perdagangan perdananya hingga Jumat (28/2/2025), SRO telah berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp 38,82 juta.

Kemudian pada Rabu (26/2/2025), Obligasi Berkelanjutan V Merdeka Copper Gold Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk mulai dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nilai pokok sebesar Rp 2,8 triliun. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia untuk obligasi adalah idA+ (Single A Plus) dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.

“Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 17 emisi dari 13 emiten senilai Rp 21,19 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 596 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp 476,47 triliun dan 85,7053 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten,” terang BEI.

Adapun, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp 6.166,04 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,41 triliun.

Pada hari yang sama, Rabu (26/2/2025), SRO menyelenggarakan kegiatan donor darah di Surabaya sebagai bagian dari program CSR dalam rangka HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia. Acara tersebut merupakan yang ketiga setelah Jakarta dan Semarang, dengan target pengumpulan 150 kantong darah. Selain donor darah, SRO menjalankan berbagai kegiatan CSR seperti bantuan fasilitas pendidikan, penanaman pohon, pembangunan infrastruktur, dan dukungan bagi UMKM. Program-program tersebut selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan mencerminkan komitmen pasar modal dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.

Lalu pada Kamis (27/2/2025), dalam rangka memberikan apresiasi atas kinerja dan kontribusi dalam pengembangan pasar modal Indonesia di sepanjang tahun 2024, BEI menyelenggarakan Penghargaan Galeri Investasi (GI) BEI 2025. Penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan atas dedikasi GI BEI dalam mengedukasi masyarakat, meningkatkan literasi keuangan, serta mendorong pertumbuhan jumlah investor di Indonesia. Apresiasi diberikan kepada perguruan tinggi, sekolah menengah, pemerintah daerah, maupun anggota bursa (AB).

Pada hari yang sama, Kamis (27/2/2025), BEI dan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) kembali mengadakan Women's Inspiring and Networking Group (WING) di Jakarta, dengan tujuan mendorong kesetaraan gender dalam kepemimpinan perusahaan dan kebijakan inklusif. Acara tersebut mengundang sekitar 20 pimpinan perusahaan untuk berdiskusi mengenai tantangan dan strategi meningkatkan jumlah perempuan dalam Tim Kepemimpinan Eksekutif (ELT). WING diharapkan dapat memperkuat komitmen perusahaan dalam pemberdayaan perempuan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih setara, dan mendorong perubahan positif yang berkelanjutan bagi dunia bisnis di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement