Selasa 11 Feb 2025 16:14 WIB

World Gold Council: Indonesia Punya Potensi Besar di Pasar Emas

Pembentukan bullion bank dapat meningkatkan efisiensi ekosistem emas di dalam negeri.

Rep: Dian Fath Risalah  / Red: Gita Amanda
Pembentukan bullion bank yang dapat meningkatkan efisiensi ekosistem emas di dalam negeri.  (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Shutterstock/aa. (Shutterstock/Oleksan
Pembentukan bullion bank yang dapat meningkatkan efisiensi ekosistem emas di dalam negeri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Asia-Pacific (ex-China) & Global Head of Central Banks World Gold Council Shaokai Fan menyoroti potensi besar Indonesia dalam pengembangan pasar emas, termasuk pembentukan bullion bank yang dapat meningkatkan efisiensi ekosistem emas di dalam negeri.  Menurutnya, Indonesia adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia, sehingga berperan penting dalam pasokan emas global.

"Tidak seperti komoditas lain, emas tidak pernah benar-benar hilang atau habis terpakai. Emas selalu bisa dijual kembali ke pasar, dan ketika harga emas tinggi, tingkat daur ulang emas juga meningkat," jelasnya dalam Seminar Bullion Financial Services in Indonesia: Opportunities and Challenge di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Baca Juga

Terlebih, tren permintaan emas global juga terus meningkat. Pada 2024, harga emas naik hampir 30 persen dalam dolar AS dan saat ini sudah mencapai rekor tertinggi baru sebesar 2.500 dolar AS per ons.  

Bahkan, permintaan emas global mencapai hampir 5.000 ton per tahun dengan kategori utama permintaan terdiri dari perhiasan (35-40 persen), investasi (40 persen), bank sentral (20 persen), dan industri teknologi (kurang dari 10 persen). Menurutnya, negara-negara seperti Turki bisa menjadi contoh bagi Indonesia dalam mengembangkan pasar emas, terutama dalam mengintegrasikan emas ke dalam sistem keuangan. Sebaliknya, kebijakan yang terlalu ketat, seperti yang terjadi di Vietnam justru bisa memicu peningkatan penyelundupan emas.   

Oleh karenanya, ia mendukung pembentukan Dewan Emas Indonesia untuk menyatukan pemangku kepentingan industri emas dan melobi pemerintah agar membuat kebijakan yang lebih mendukung pasar emas domestik. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand sudah memiliki dewan emas atau asosiasi emas.

"Dewan Emas Indonesia dapat membantu menyatukan pemangku kepentingan industri emas dan melobi pemerintah untuk kebijakan yang lebih mendukung pasar emas domestik,” ujarnya.  

Dengan tingginya permintaan emas dan potensi besar yang dimiliki, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan ekosistem emas yang lebih kuat. Termasuk melalui pembentukan bullion bank dan regulasi yang lebih mendukung pasar emas dalam negeri.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement