Jumat 24 Jan 2025 12:08 WIB
Liputan Khusus Warung Madura

Jejak Langkah Warung Madura, Melejit di Masa Sulit

Warung Madura adalah simbol ketangguhan ekonomi kerakyatan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Warga berbelanja di warung Mutiara Madura di Bogor, Senin (13/1/2025). Warung Madura yang secara lokasi, harga, dan jam operasional (24 jam) lebih unggul dari toko modern tersebut menjadi pilihan berbelanja kebutuhan dasar warga seperti minuman botol, sembako, snack, dan produk mandi.
Foto: Republika/Prayogi
Warga berbelanja di warung Mutiara Madura di Bogor, Senin (13/1/2025). Warung Madura yang secara lokasi, harga, dan jam operasional (24 jam) lebih unggul dari toko modern tersebut menjadi pilihan berbelanja kebutuhan dasar warga seperti minuman botol, sembako, snack, dan produk mandi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gempuran modernisasi dan minimarket modern, Warung Madura tetap kokoh berdiri. Tak lekang oleh waktu, ia hadir dengan ciri khasnya, pelayanan ramah, harga bersaing, dan jam operasional yang fleksibel 24 jam setiap hari. Lebih dari sekadar tempat berbelanja, Warung Madura adalah simbol ketangguhan ekonomi kerakyatan, bukti bahwa bisnis tradisional mampu beradaptasi dan terus relevan di era modern saat ini.

Warung Madura memang memiliki tampilan yang cukup unik dibandingkan warung-warung kelontong lainnya. Biasanya, Warung Madura menghadirkan bensin eceran kini lengkap dengan pom bensin mini dibagian muka. Tumpukan beras berada di dalam etalase kaca, dan rokok aneka merek tersusun sangat detail dan rapi di lemari kaca. Dari segi waktu, Warung Madura mayoritas buka 24 jam, hingga lahir tagline antimainstream: 'tutup kalau sudah kiamat (tapi masih buka setengah hari)'.

Baca Juga

Ketua Paguyuban Warung Sembako Madura Abdul Hamied mengatakan, Warung Madura hadir pada sekira medio 1990-an di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Banyak orang Madura yang kala itu merantau ke kota-kota besar, seperti Jabodetabek untuk mencari peruntungan dengan membuka warung sembako. 

Dalam menjalankan bisnis Warung Madura, sistem yang dijalankan terbilang sederhana dan berbasis pada kekeluargaan. Kebanyakan Warung Madura dimiliki orang sepasang suami-istri. Para pemilik warung juga kerapkali mempekerjakan kerabatnya untuk ikut merantau dengan menerapkan sistem bagi hasil. Bagi hasil biasanya ditetapkan fifty-fifty antara pemilik dan pegawai, sehingga tak ayal lahir bibit-bibit baru pemilik Warung Madura karena memiliki tabungan saat menjadi pegawai warung beralih menjadi owner dengan mendirikan Warung Madura sendiri. 

photo
Warga berbelanja di Warung Madura di kawasan Muara Angke Jakarta, Selasa (14/1/2025). Meski dalam kondisi banjir rob yang melanda kawasan Muara Angke, Warung Madura milik Ulin Nimah tetap buka dan melayani pembeli. Menurutnya, warung tersebut akan tutup jika pemiliknya pulang kampung. Sementara jam operasional warung tersebut buka selama 24 jam dengan dibagi dua shift dengan suaminya, masing-masing 12 jam. Tak jauh dari warung milik Ulin, sekitar 50 meter berdiri warung madura milik teman se-kampungnya. Meski demikian, Ulin tetap yakin bahwa rezeki tidak akan tertukar dan Ia tidak merasa tersaingi. Untuk modal mendirikan warung Madura, perlu modal sekitar Rp70 juta untuk membeli kebutuhan penjualan hingga elektronik seperti kulkas dengan beragam fungsi. Sementara untuk omset perharinya mencapai Rp3 juta hingga Rp5 juta. Keberadaan Warung Madura menjadi salah satu pilihan utama warga untuk berbelanja kebutuhan sembako, selain harganya yang cukup murah, jam operasional 24 jam menjadi salah satu keunggulan warung tersebut. - (Republika/Thoudy Badai)
 

Dalam memilih lokasi warung, orang-orang Madura, kata Hamied, memiliki kemampuan atau insting sendiri. Yang pasti, mereka akan membangun warung di lokasi permukiman warga atau di kampung-kampung. Sehingga menciptakan kedekatan atau proximity dengan konsumen. 

Adapun dalam operasionalnya, Warung Madura menetapkan harga yang terjangkau, dengan menghadirkan produk-produk dalam bentuk kecil atau eceran. Dibandingkan ritel-ritel modern, Warung Madura bisa menghadirkan kualitas produk yang sama, namun harganya bisa ditekan menjadi lebih rendah. 

Kekhasan Warung Madura adalah kecerdikan orang-orang Madura dalam memanfaatkan ceruk pasar baru, yakni buka 24 jam non-setop, sehingga pasar midnight terbentuk. Biasanya, jika Warung Madura dimiliki oleh sepasang suami istri, istri berjaga di siang hari, sedangkan suami menjaga warung di malam hari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement