Senin 20 Jan 2025 15:40 WIB

OJK akan Fokus Perkuat Ekonomi Domestik di Tengah Pelantikan Trump

Indonesia menghadapi berbagai tantangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

OJK  akan terus memperkuat perekonomian dalam negeri di tengah pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
OJK akan terus memperkuat perekonomian dalam negeri di tengah pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan akan terus memperkuat perekonomian dalam negeri di tengah pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ia mengatakan, saat ini belum dapat melihat lebih jauh dampak pelantikan Donald Trump terhadap perekonomian nasional. “Jadi, saya rasa kita perkuat fokus untuk bisa menggerakkan perekonomian di dalam negeri. Berkaitan dengan internasionalnya, saya rasa masih terlalu cepat untuk bisa memperkirakan apa yang akan jadi dampak dari pemerintahan presidensi Trump,” ujar Mahendra setelah Peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung BEI, Senin (20/1/2025).

Baca Juga

Ia berharap siapapun pemimpin di negara besar seperti AS, akan memiliki kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat berbagai di negara tingkat global. “Jadi, saya tidak melihat akan terlalu banyak perubahan terhadap kondisi global saat ini,” ujar Mahendra.

Selama beberapa tahun terakhir, Ia mengungkapkan Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan dan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi secara internasional. “Tapi, sebenarnya itu sudah terjadi sebelum hari ini. Kita harapkan tidak semakin memburuk, walaupun kita masih melihat tantangan globalnya tetap tidak mudah untuk diatasi,” ujar Mahendra.

Pada Senin waktu AS, akan dilakukan pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump. Donald Trump telah memberikan ancaman akan menerapkan tarif 100 persen pada negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) apabila mereka menciptakan mata uang baru yang menyaingi dolar AS. Sebagaimana diketahui, Indonesia telah bergabung ke dalam aliansi BRICS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement