REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) atau HK berkomitmen melanjutkan sejumlah proyek infrastruktur penting yang sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hutama Karya memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang digarap dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sesuai dengan perannya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada tiga fokus peran BUMN yang perlu dioptimalkan dalam lima tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Erick menyampaikan tiga fokus peran BUMN meliputi mendukung ekonomi kerakyatan, melakukan pembangunan berkelanjutan melalui proyek strategis nasional, serta memberikan kontribusi terhadap negara.
“Melanjutkan pembangunan infrastruktur hadir pada poin Asta Cita ketiga, sehingga kami akan memastikan BUMN infrastruktur dapat menyelesaikan sejumlah proyek strategis, utamanya di bidang ketahanan pangan dan konektivitas guna mencapai Asta Cita yang telah ditetapkan. Harapannya, infrastruktur yang dibangun juga dapat menurunkan biaya logistik,” ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Sebelumnya, Kementerian PU telah menyusun Program Quick Wins pembangunan infrastruktur untuk dilaksanakan secara sistematis dan terpadu yang mencakup dua hal utama yakni mendukung ketahanan pangan dan wajib belajar 13 tahun melalui pembangunan dan renovasi sekolah/madrasah di berbagai pelosok tanah air. Sementara untuk Quick Wins lainnya yakni pembangunan IKN, konektivitas (jalan dan jembatan), NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), Pasar Rakyat, Air Minum, Sanitasi/Air Limbah, Persampahan, Sarana Olahraga, Sarana Kesehatan, dan Penataan Kawasan (pariwisata, industri, area pengungsian).
“Dukungan ketahanan pangan melalui pembangunan dan peresmian bendungan/waduk, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung sentra pangan termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, NTT, dan lain lain,” ujar Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan selain penyelesaian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), saat ini Hutama Karya sedang menggarap sejumlah proyek yang berorientasi pada keberlanjutan.
Untuk mendukung ketahanan pangan terdapat sejumlah pembangunan Bendungan dan Jaringan Irigasi yang digarap Hutama Karya saat ini yakni Bendungan Way Apu Paket 2 di Maluku dengan target selesai Triwulan III 2025, Bendungan Bulango Ulu Paket 1 di Gorontalo dan Bendungan Tiga Dihaji Paket 1 di Sumatera Selatan dengan target rampung akhir 2025.
Sementara untuk Irigasi, Hutama Karya sedang menargetkan penyelesaian Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi D.I Rentang / Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP) Paket Loan Main System (LMS) 02_ dan Loan Secondary System (LSS) 01.
Adjib mengatakan lingkup pekerjaan utama paket LMS 02 meliputi rehabilitasi saluran primer sepanjang 30,2 km dengan progress 98 persen, sedangkan untuk paket LSS 01 dengan lingkup pekerjaan utama modernisai saluran sekunder sepanjang 14,4 km telah mencapai progress 58 persen. Masih untuk mendukung ketahanan pangan, lanjut Adjib, sebelumnya Hutama Karya juga terlibat dalam proyek pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kabupaten Kapuas, Kalimantan tengah dengan menggarap bagian Jaringan Irigasi Rawa senilai Rp 738 miliar yang telah rampung pada awal Januari 2023 lalu.
“Jika rampung, sejumlah proyek ketahanan pangan yang dibangun Hutama Karya tersebut akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat mulai dari mengairi lebih dari 41 ribu hektar daerah irigasi bagi lahan pertanian wilayah timur dan barat Indonesia; mereduksi banjir, serta berpotensi sebagai penyedia energi terbarukan yang dapat menerangi hingga lebih dari 55.000 rumah di wilayah Maluku, Gorontalo, hingga Sumsel,” ujar Adjib.
Sementara kedua paket Irigasi Rentang yang berada di Kabupaten Indramayu tersebut nantinya bertujuan untuk mendukung peningkatan indeks penanaman padi, yang semula dua kali masa tanam dalam satu tahun menjadi tiga kali dalam satu tahun.
Adjib mengatakan selain ketahanan pangan, untuk mendukung wajib belajar 13 tahun melalui pembangunan dan renovasi sekolah/madrasah, Hutama Karya juga sedang mempercepat penyelesaian Rehabilitasi 6 Sekolah di Jakarta Pusat yakni, SDN Kampung Bali 01; SDN Pasar Baru 01,03,05 dan TK Negeri Sawah Besar 01; SDN Duri Pulo 01,02,03,04,05,10; SDN Karang Anyar 01,02,05,06,08; SDN Cikini 01,02 dan USB SMA; serta KBN Cempaka Baru dan PKBM 29 Cempaka Baru yang dimulai sejak Juli 2024 lalu dengan progress 52,11 persen.
Adapun untuk Quick Wins pembangunan infrastruktur lainnya, Hutama Karya juga berperan aktif dalam membangun dan memperbaiki jalan daerah melalui Proyek Underpass Joglo di Solo yang telah rampung 100 persen dan segera dapat dilalui, Pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura - Wamena Segmen Mamberamo - Elelim di Papua Pegunungan dengan target rampung Desember 2026, serta Jalan Tol Semarang - Demak Paket 1A di Jawa Tengah dengan progress 57 persen. Tak hanya itu, Hutama Karya juga ikut mengembangankan infrastruktur dan jaringan jalan pada koridor utama dan koridor penghubung serta mendukung akses ke kawasan ekonomi dan simpul transportasi melalui pembangunan jalan tol menuju Pelabuhan Patimban di Subang dengan target rampung kuartal IV 2025.
Sementara untuk mengembangkan pelabuhan transhipment sebagai infrastruktur terhubung dengan simpul logistik di Kawasan Timur Indonesia dan memperkuat fasilitas pelabuhan serta bandara, Hutama Karya juga mempercepat penyelesaian proyek Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek di Gorontalo dengan progress 50 persen serta Pembangunan Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara VVIP IKN.
“Kami memastikan seluruh proyek garapan Hutama Karya yang mendukung Asta Cita tersebut tidak hanya rampung tepat waktu namun juga tepat mutu,” ungkap Adjib.
Adhib mengatakan Hutama Karya pada tahun ini membidik sejumlah proyek infrastruktur atau proyek strategis nasional baru yang sejalan dengan Asta Cita pemerintah utamanya dalam pembangunan jalan, pembangunan koridor penghubung, serta pembangunan bendungan. Dari sisi proyek gedung, Hutama Karya memfokuskan pada optimalisasi fasilitas kesehatan dengan mengejar proyek Rumah Sakit di beberapa wilayah terpencil di Indonesia.
“Berbekal portofolio yang cukup matang dalam pembangunan Jalan, Bendungan, hingga Gedung, kami siap mengeskalasi sumber daya yang dimiliki untuk fokus pada proyek infrastruktur berkualitas dan berkelanjutan mendukung program prioritas pemerintah," lanjut Adjib.
Dari sisi JTTS, sambung Adjib, Hutama Karya akan menyelesaikan 6 ruas tol yaitu Junction Palembang, Betung - Tempino - Jambi Seksi 4 (Tempino - Ness), Rengat - Pekanbaru Seksi Lingkar Pekanbaru (Bypass Pekanbaru - Siak), Palembang - Betung Sebagian Seksi 1 (Gandus - Rengas), Palembang - Betung Seksi 2 (Rengas - Pulau Rimo - Pangkalan Balai), dan Palembang - Betung Seksi Struktur (IC Gandus, IC Pulau Rimo, dan TIP STA 71) dengan pembebasan lahan selesai pada TW II 2025. Perusahaan juga merencanakan perolehan PPJT baru untuk 2 ruas JTTS yakni Tol yaitu Jambi - Rengat sepanjang 192,23 Km dan Rengat - Pekanbaru (Seksi Rengat - Junction Pekanbaru) sepanjang 176,20 km.
“Pengusahaan kedua ruas Jalan Tol tersebut juga selaras dengan arah pemerintah untuk mendukung jaringan transportasi dan pengembangan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Kuala Enok, Kawasan Taman Nasional Berbak dan Bukit Tigapuluh, Komplek Candi Muaro Jambi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Sedangkan ruas Jalan Tol Rengat - Pekanbaru (Seksi Rengat - Junction Pekanbaru) dapat mendukung pengembangan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Tanjung Buton dan Kawasan Industri Pulau Burung,” kata Adjib.