Rabu 04 Dec 2024 20:09 WIB

Erick Thohir Pastikan Penurunan Harga Tiket Pesawat Jelang Nataru

Erick menegaskan upaya penurunan harga belum selesai dan akan terus dievaluasi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) didampingi Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney Maya Watono (kiri) dan Direktur Injourney Airport Faik Fahmi (kanan) berbincang dengan petugas bandara saat meninjau fasilitas bandara di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (4/12/2024). Kunjungan tersebut untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi periode angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Bandara Soetta.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) didampingi Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney Maya Watono (kiri) dan Direktur Injourney Airport Faik Fahmi (kanan) berbincang dengan petugas bandara saat meninjau fasilitas bandara di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (4/12/2024). Kunjungan tersebut untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi periode angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Bandara Soetta.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meninjau kesiapan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Rabu (4/12/2024). Dalam kunjungannya, Erick memastikan keputusan penurunan harga tiket pesawat sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo telah terealisasi.

"Kunjungan hari ini untuk memastikan keputusan penurunan harga tiket pesawat benar-benar terealisasi. Tadi saya bersama Direksi Garuda, Citilink, dan Pelita Air ngecek harga tiket, ternyata benar turun. Ini juga berkat kerja sama dengan Pertamina dan pengelola bandara. Kami mencoba membantu harga tiket lebih baik sesuai dengan instruksi Bapak Presiden," ucap Erick.

Meski demikian, Erick menegaskan upaya ini belum selesai dan akan terus dievaluasi. "Ada target pada 15 Desember, akhir bulan saya cek lagi, dan nanti Maret juga saya cek lagi. Ini proses yang harus terus diperbaiki," tambah mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Erick juga menyoroti pentingnya perubahan pola pikir masyarakat dalam merencanakan perjalanan. Menurut Erick, kebiasaan membeli tiket di menit-menit terakhir sering menjadi penyebab kenaikan harga tiket yang dikeluhkan.

"Dampak penurunan harga tiket terhadap peningkatan jumlah penumpang mungkin baru terlihat satu minggu lagi. Orang Indonesia biasanya beli tiket di akhir-akhir keberangkatan, sama seperti beli tiket bola. Begitu tiket habis, baru marah," sambung Erick.

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 280 juta, Erick menyadari kapasitas bandara tidak akan cukup jika tidak ada perencanaan yang sistematis. Oleh karena itu, pemerintah sedang menyusun peta jalan lima tahun untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di masa liburan seperti Nataru dan Lebaran.

"Pemerintah ingin semuanya terencana. Tidak bisa lagi sifatnya musiman atau kagetan. Kita sedang membuat rencana lima tahun ke depan, bagaimana situasi Lebaran dan Nataru bisa lebih tertata," ucap Erick.

Erick menambahkan upaya ini melibatkan kerja sama lintas kementerian dan sektor swasta.

"Pak Menko setuju, Pak Menteri Perhubungan setuju, Ibu Menteri Pariwisata setuju. Tidak hanya BUMN, tetapi sektor swasta juga harus terlibat. Semua ini harus dilakukan bersama-sama," lanjut Erick.

Dengan langkah-langkah ini, Erick berharap peningkatan layanan dan penurunan harga tiket dapat mendukung kenyamanan masyarakat selama periode liburan akhir tahun, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Indonesia. Erick juga mengimbau masyarakat perlu mulai merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, seperti yang lazim dilakukan di negara lain.

"Kalau di luar negeri, orang sudah booking tiket dan hotel jauh-jauh hari. Tidak bisa lagi mendadak. Ketika dadakan, harga tiket pasti mahal," sambung Erick.

Erick menceritakan pengalamannya saat kuliah di luar negeri. Erick mengaku harus intens mencari promo tiket murah jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.

"Dulu saya cari tiket murah dari koran. Tiket murah itu biasanya tidak direct, harus transit dua kali. Jadi memang semuanya harus direncanakan," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement