Rabu 13 Nov 2024 00:25 WIB

Analis Yakini Emas Bisa Tumbuh 7 Persen Meski Terimbas Kemenangan Trump

Harga emas saat ini turun ke level 2.600 dolar AS per troy ounce.

Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Selasa, mengalami penurunan drastis sebesar Rp 35.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp 1.482.000.
Foto: Republika/Prayogi
Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Selasa, mengalami penurunan drastis sebesar Rp 35.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp 1.482.000.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan meyakini harga emas bisa tumbuh hingga 5-7 persen pada tahun depan. Saat ini, harga emas terdampak oleh kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.

Dalam media briefing, di Jakarta, Selasa (12/11/2024), Rizkia menjelaskan harga emas kini turun ke level 2.600 dolar AS per troy ounce. Secara umum, penurunan tersebut disebabkan kembalinya arus modal ke AS imbas sentimen pilpres.

Baca Juga

Dengan terpilihnya Trump, pasar melihat adanya harapan perbaikan ekonomi domestik AS, sehingga banyak investor mulai mengurangi alokasi pada emas dan beralih ke pasar modal AS.

Namun, dia menilai masih ada banyak ketidakpastian yang timbul dari kemenangan Trump. Salah satunya terkait rencana peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik melalui kebijakan tarif yang lebih besar serta insentif pajak bagi perusahaan. Sementara ketergantungan AS terhadap impor, terutama dari China, masih cukup tinggi.

“Kalau AS memproduksi barang, memutuskan semua impor, justru sebenarnya ada persepsi bahwa kecenderungannya inflasi akan terus tinggi,” ujar dia.

Di sisi lain, harga emas secara historis menunjukkan pola yang cenderung stabil. Meski ada ketidakpastian global, baik dari sisi kemenangan Trump, tensi geopolitik, dan perlambatan ekonomi, emas masih akan menjadi pilihan untuk lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

“Meski pertumbuhannya tidak tinggi, tapi setidaknya pertumbuhan di atas 5-7 persen masih mungkin terjadi,” kata Rizkia.

Dalam kesempatan terpisah, pengamat keuangan dan pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS berpotensi menurunkan harga emas.

Pasalnya, menurut dia, Trump kemungkinan bisa menekan tensi geopolitik dan perang di beberapa kawasan, yang selama ini menjadi salah satu yang mendorong kenaikan harga emas secara signifikan.

Budi juga menyoroti dampak perang dagang terhadap harga emas. Menurutnya, meskipun perang dagang dapat mendorong kenaikan harga emas dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, eskalasi konflik dagang yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan harga emas.

Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat yang ingin berinvestasi emas untuk bersabar dan menunggu momen yang tepat, karena emas diprediksi akan kembali mengalami penurunan cukup dalam.

Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Selasa, mengalami penurunan drastis sebesar Rp 35.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp 1.482.000. Adapun harga jual kembali (buyback) emas batangan turut merosot menjadi Rp 1.336.000 per gram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement