Selasa 05 Nov 2024 16:46 WIB

Presiden dan Dewan Ekonomi Nasional Bahas Pertumbuhan Kuartal IV

Pertumbuhan ekonomi kuartal III melambat menjadi 4,9 persen.

Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin Rapat Paripurna Perdana Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin Rapat Paripurna Perdana Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto bersama dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) membahas pertumbuhan ekonomi di kuartal IV, dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/11/2024). DEN menganalisa daya beli yang melemah.

“Lebih membahas bagaimana mengamankan pertumbuhan untuk kuartal IV. Karena kuartal III kan angkanya sudah diumumkan kan ya, sedikit di bawah 5 persen. Jadi bagaimana supaya di kuartal IV ini kita bisa melakukan langkah-langkah untuk menjaga pertumbuhan,” ujar Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu di Istana Kepresidenan Jakarta.

Baca Juga

Mari Elka mengatakan pihaknya memberi beberapa rekomendasi terkait dengan bagaimana menjaga daya beli kelas menengah yang saat ini memang melemah. DEN menganalisa melemahnya daya beli kelas menengah menyebabkan konsumsi turun di kuartal III.

“Ini kan pertumbuhan konsumsi itu 4,9 persen, yang relatif rendah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan katanya itu terendah dalam 13 tahun terakhir. Jadi ini menjaga daya beli itu salah satu rekomendasi yang kita sampaikan,” jelasnya.

Selain itu, Mari Elka yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, menyatakan DEN turut merekomendasikan optimalisasi belanja pemerintah, yang dapat menstimulasi pertumbuhan.

“Dan yang terakhir ya ke depan jangka pendek dan menengah, bagaimana meningkatkan dan memperbaiki iklim investasi. Karena tentunya untuk tumbuh. Lebih tinggi kita memerlukan investasi,” jelas Mari Elka.

Sementara itu, terkait dengan kebijakan yang langsung menyentuh rakyat, Mari Elka mengatakan DEN akan mencari program-program stimulus misalnya seperti bantuan langsung tunai (BLT) yang selama ini sudah dilakukan.

“Ini kan masalahnya harga pangan relatif masih tinggi dan kita khawatir inflasi bisa meningkat kalau harga minyak dunia meningkat. Dan yang penting itu kelihatannya dari semua angka daya beli itu melemah ya. Jadi baik di tingkat menengah terutama, kalau di tingkat bawah kan sudah ada Bansos, ada BLT. Ini bagaimana mengatasi yang di kelas menengah ini. Itu nanti mungkin sedang dibahas lah kira-kira programnya seperti apa,” ujarnya.

Lebih jauh terkait pengalihan subsidi menjadi BLT, Mari Elka menyebut hal itu salah satu yang masih harus dikaji, demi memastikan tujuan utama subsidi untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah tercapai.

“Tujuan utamanya adalah supaya bantuan yang diperuntukkan dari subsidi, yaitu membantu masyarakat yang berpendapatan rendah, itu tepat sasaran. Apakah itu melalui harga yang dibuat lebih rendah melalui subsidi, atau diberi bantuan langsung atau kombinasi. Jadi ini masih harus dikaji opsi-opsinya,” jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement