Senin 04 Nov 2024 14:05 WIB

Inovasi Listrik Bersih 24 Jam PLN Dukung Kemajuan Masyarakat di Sulawesi Selatan

SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam memberikan nyala listrik berkeadilan.

Warga Pulau Polewali, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, Tiara kini membuka usaha jualan makanan dan minuman. Ia juga mengaku SuperSUN PLN sangat membantu keluarganya dalam menjalankan aktivitas. Apalagi kini ia memulai usaha kecil-kecilan menjual makanan dan minuman es.
Foto: Dok Republika
Warga Pulau Polewali, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, Tiara kini membuka usaha jualan makanan dan minuman. Ia juga mengaku SuperSUN PLN sangat membantu keluarganya dalam menjalankan aktivitas. Apalagi kini ia memulai usaha kecil-kecilan menjual makanan dan minuman es.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAJENE -- Rasa syukur tak terhingga menyelimuti kediaman Jipa, salah seorang warga Pulau Polewali, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Bukan tanpa sebab, sebelumnya PT PLN (Persero) melalui program SuperSUN berhasil menghadirkan listrik bersih untuk seluruh warga di Pulau Polewali, Saugi, Sapuli, dan Laiya, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Jipa menuturkan, sebelum PLN hadir, warga di desanya harus bersusah payah menghidupkan genset demi menikmati listrik berdurasi 4 jam saja mulai pukul 18.00-22.00. Kini, dengan program SuperSUN PLN, mereka bisa menikmati terang listrik hingga 24 jam.

Baca Juga

Lewat program ini, PLN menghadirkan 224 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro Panel berkapasitas 440 Wp - 700 Wp dengan penyimpanan energi berkapasitas 2 kWh serta dilengkapi kWh meter prabayar. Keberadaan listrik ini menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas baik dari sisi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

"Alhamdulillah, kami warga Pulau Polewali sangat bersyukur bisa menikmati listrik 24 jam dari PLN. Kini, kami bisa menyalakan kipas angin, menonton TV di siang hari, dan menjalankan aktivitas dengan lebih mudah. Terima kasih kepada PLN atas perhatian dan akses listrik yang diberikan," ujar Jipa.

Jipa menceritakan, setiap warga harus merogoh kocek Rp 210 ribu per bulan hanya untuk menyalakan genset yang beroperasi hanya 4 jam dalam sehari. Sementara dengan program SuperSUN PLN, warga hanya perlu membayar sekitar Rp 50 ribu per bulan.

Kehadiran listrik ini pun dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan rumah tangga, seperti mengoperasikan pompa air, kulkas, dan mendukung proses belajar anak-anak. Para nelayan juga tak perlu menempuh perjalanan jauh sekitar 12,4 kilometer ke daratan Pangkep hanya untuk membeli es batu sebelum melaut. 

"Dengan kehadiran listrik, mereka kini dapat menggunakan freezer untuk menyimpan ikan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Tiara, warga lainnya yang merasa sangat terbantu oleh SuperSUN dari PLN. Ia memulai usaha kecil-kecilan dengan menjajakan makanan dan minuman dingin. Dengan program ini ia bisa menyalakan kulkas untuk menyimpan barang dagangannya, omzetnya pun meningkat menjadi Rp 250 ribu per hari.

"Dengan adanya listrik 24 jam, kami bisa memulai usaha kecil dan menambah peralatan elektronik seperti kulkas untuk menyimpan bahan makanan. Usaha kami kini bisa meraup omzet Rp 80 ribu bahkan paling besar bisa sampai Rp 250 ribu per hari," jelasnya.

Tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan usaha, kehadiran listrik juga berperan dalam peningkatan sektor kesehatan. Siti Farida, Bidan Puskesdes Pulau Laiya, mengungkapkan, sebelumnya suplai listrik hanya mengandalkan genset yang menyala tiga jam per hari. 

"Pernah ada kejadian di malam hari, saat seorang warga terluka dan kami harus menjahit lukanya dengan penerangan senter karena tidak ada listrik. Kini, dengan hadirnya listrik dari PLN, layanan kesehatan menjadi lebih baik," jelasnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN terus berkomitmen menghadirkan listrik berkeadilan untuk masyarakat, tak terkecuali di kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang sulit dijangkau. Inovasi dalam bentuk SuperSUN menjadi solusi atas tantangan geografis lokasi pedesaan di kawasan tersebut.

”Sejalan dengan komitmen kami untuk menerangi seantero negeri, kami menghadirkan program inovasi unggulan ’SuperSUN’ untuk menjangkau masyarakat di wilayah 3T. Hal ini penting untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi Nasional dan Rasio Desa Berlistrik sesuai dengan pengejawantahan sila ke-5 Pancasila, dalam hal ini energi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tegas Darmawan.

Untuk itu, PLN berencana menambah SuperSUN untuk menerangi lebih banyak wilayah di pulau lain. Darmawan pun berharap, lewat nyala listrik dari energi bersih ini semua potensi yang ada khusunya di Kabupaten Pangkep dapat dimaksimalkan. Sehingga dapat menciptakan multiplier effect terutama dari sisi perekonomian, pendidikan dan kesehatan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono mengatakan, hingga September 2024, Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99 persen. Hal ini merupakan bukti komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

"SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam memberikan nyala listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Kami optimis, upaya ini akan meningkatkan kesejahteraan. Dengan adanya listrik, nelayan dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, penjualan meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik," tutup Budiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement