Sabtu 26 Oct 2024 07:00 WIB

Legislator Golkar Harap Indonesia Lepas dari Middle Income Trap Lewat Hilirisasi Nikel

Hilirisasi salah satu instrumen penting pemerataan kesejahteraan

Rep: Rizky Suryandika/ Red: Nashih Nashrullah
Proses pembakaran bijih nikel (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Proses pembakaran bijih nikel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) menggelar diskusi bertajuk 'Masa Depan Hilirisasi Nikel di Indonesia: Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat'.

Diskusi ini digelar di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (25/10/2024).

Baca Juga

Anggota Komisi XII DPR RI fraksi Golkar, Bambang Patijaya, hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini.

Bambang mengatakan, diskusi yang digelar BSNPG merupakan suatu langkah yang bagus untuk mendukung hilirisasi nikel.

"Apalagi kita mendengar pidato Bapak Presiden (Prabowo Subianto) ketika pelantikan tanggal 20 Oktober, beliau secara jelas menyinggung salah satu program unggulannya adalah dalam hilirisasi mineral-mineral," kata Bambang dalam paparannya.

Selain itu, kata dia, Prabowo juga kembali menyinggung hilirisasi mineral dalam sidang kabinet pertama pada 23 Oktober 2024.

"Tentunya bagian yang terpenting dari mineral yang cukup tinggi produksi dari Indonesia adalah nikel. Nah untuk itu kami memberikan apresiasi dan saya lihat BSNPG ini jeli di dalam melihat," ujar Bambang.

Apalagi, Bambang menyebut dalam disertasi S3 Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, juga menyinggung tata kelola nikel di Indonesia.

"Nah ini saya pikir sesuatu hal yang cukup menarik untuk kita bahas hari ini dan mudah-mudahan diskusi kita pada hari ini yang diinisiasi oleh BSN mudah-mudahan dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau mungkin masukan-masukan yang konstruktif nantinya yang akan kita sampaikan kepada pemerintahan terkhusus Menteri ESDM," ucapnya.

Dia berharap, program hilirisasi dapat memberikan nilai tambah kepada perekonomian secara keseluruhan, serta meningkatkan penerimaan negara.

"Saat ini salah satu isu yang terpenting adalah bagaimana penerimaan negara itu dari sektor mineral ini meningkat," ungkap Bambang.

Bambang menuturkan, langkah strategis dalam mengawal hilirisasi nikel yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dilanjutkan dalam kabinet Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar

Hilirisasi nikel, menurutnya, menjadi langkah penting untuk mendorong transformasi ekonomi nasional.

"Hilirisasi adalah isu seksi yang akan meningkatkan penerimaan negara, menjawab tantangan ekonomi berkelanjutan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen agar kita bisa keluar dari middle-income trap," ucapnya.

Bambang berharap kebijakan ini dapat berkelanjutan agar hilirisasi mineral menghasilkan nilai tambah ekonomi yang lebih signifikan bagi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement