REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya menjaga optimisme di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang masih ada. Meskipun situasi ekonomi dunia mengalami pelambatan dan ketidakpastian, Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di atas 5 persen.
“Walaupun kita menghadapi pelambatan ekonomi global yang diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,7 persen, kita bersyukur Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen,” kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 yang diikuti secara daring, Selasa (8/10/2024).
Ia menyoroti tantangan seperti ketegangan geopolitik, termasuk konflik di Ukraina dan ketidakpastian di Timur Tengah, dapat berdampak pada perekonomian domestik. Namun, Jokowi menekankan optimisme sangat penting untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi.
“Jangan terjebak dalam pesimisme. Kita perlu fokus pada hal-hal positif dan terus berupaya meningkatkan produktivitas,” tegasnya.
Presiden juga menyebutkan bahwa meskipun optimisme tidak selalu mendapatkan sambutan meriah, penting untuk terus berbicara tentang potensi dan peluang yang dimiliki Indonesia. “Keyakinan konsumen tetap tinggi, dan indeks pengeluaran juga menunjukkan tren positif. Ini adalah indikator baik bagi perekonomian kita ke depan,” jelasnya.
Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi dan digitalisasi sebagai strategi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, pengembangan industri hilirisasi, terutama dalam sektor nikel dan tembaga, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
“Hilirisasi memberikan nilai tambah yang signifikan bagi ekonomi kita. Proses dari nikel ore menjadi produk yang lebih bernilai, seperti stainless steel, menunjukkan kebijakan ini berjalan dengan baik,” ungkap Jokowi.
Ia menambahkan bahwa hilirisasi telah melahirkan industri baru yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara. Dengan investasi yang terus bertambah, Jokowi optimistis Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya alamnya secara optimal.
Selain itu, Jokowi juga menekankan perlunya investasi dalam digitalisasi, termasuk pengembangan infrastruktur digital dan sistem pembayaran. “Digitalisasi adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kita harus memiliki data center yang memadai untuk menganalisis informasi secara cepat dan akurat,” jelasnya.