Ahad 15 Sep 2024 19:23 WIB

Ribuan Mahasiswa Diajak Jadi Calon Wirausaha Pertanian, Kementan Rumuskan Hal Ini

8 dari 10 atau 80% pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi para petani memanen padi secara tradisional di sawah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ilustrasi para petani memanen padi secara tradisional di sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) memotivasi 2000 Mahasiswa Baru Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) untuk menjadi wirausaha pertanian dalam kegiatan taaruf mahasiswa baru.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan memotivasi mahasiswa agar menjadi pengusaha sukses yang bergelut di sektor pertanian. Alasannya, 8 dari 10 atau 80% pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian. “Tekad kuat dan kerja keras, mengubah nasib mereka, sehingga mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi masa lalu," ujar Mentan, dikutip pada Ahad (15/9/2024).

Baca Juga

Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), menyampaikan pesan motivasi kepada mahasiswa, "Mahasiswa jika ingin sukses harus semangat untuk belajar dengan semaksimal mungkin," ujarnya.

Dalam beberapa kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.

“Saat ini, petani-petani kita sudah semakin tua, sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah mengapa, sangat penting mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Inneke Kusumaty, Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) dalam kuliah umumnya yang mewakili Wamentan menyampaikan "Petani selama ini hanya fokus pada produksi, sehingga ketika produksi melimpah, mereka bingung bagaimana memasarkannya, hasil pertanian harus diolah sehingga dapat meningkatkan daya jualnya," kata Inneke.

Menurut dia, perguruan tinggi dan mahasiswa sebagai calon wirausaha muda pertanian memiliki peran penting. Yaitu sebagai inovator berbagai teknologi pengembangan pertanian. Mulai dari budidaya, pra tanam, panen, pasca panen, hingga pemasaran. “Tidak hanya menghasilkan jurnal, tetapi inovasi tepat guna yang bisa digunakan. Sudah tidak zamannya sifatnya yang konsep atau teoritis tapi implementatif. Mahasiswa teknik menghasilkan prototype yang harus bisa digunakan di lapangan,” kata dia.

Inneke juga berharap Unissula dapat menyediakan inkubator bisnis untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. “Kita berharap adanya inkubator bisnis di kampus Unissula sebagai inkubasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi di bidang masing-masing yang itu bisa semakin kuat dengan adanya riset dan pengayakan di pengabdian masyarakat dari para pendidik di kampus ini,” ujar dia.

Selanjutnya mahasiswa juga dapat berperan sebagai pendamping petani dalam menerapkan praktek budidaya dan pasca panen.

Sehingga meskipun tidak ada fakultas pertanian mahasiswa Unissula tetap dapat berperan di bidang pertanian. “Meskipun tidak ada fakultas pertanian diharapkan mahasiswa Unissula bisa mendukung program-program menuju swasembada pangan dan lumbung pangan di tahun 2050,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement