REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan orang yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) dan kurir aplikasi online melakukan aksi demonstrasi menuntut berbagai keluhan penurunan pendapatan di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat pada Kamis (29/8/2024). Aksi demonstrasi ditujukan kepada para aplikator dan juga pemerintah untuk lebih memberikan perhatian atas nasib para pendemo.
Setidaknya ada lima tuntutan para pendemo dalam aksi tersebut. Pertama, reviso dan penambahan Pasal Permenkominfo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Formula Tarif Layanan Pos Komersil untuk mitra ojek online dan kurir online Indonesia. Kedua, hapus program layanan tarif hemat semua aplikator. Ketiga, penyeragaman tarif layanan pengantaran barang dan makanan di semua aplikator.
Keempat, tolak promosi aplikator yang dibebankan kepada pendapatan driver. Kelima, legalkan ojek online Indonesia dengan membuat surat keputusan bersama (SKB) beberapa kementerian terkait yang membawahi ojek online sebagai angkutan sewa khusus.
Para pendemo datang dari berbagai wilayah se-Jabodetabek dan sejumlah komunitas dari masing-masing aplikator. Mereka memakai atribut berwarna dominan hijau, merah, kuning, hingga oranye, dengan membawa bendera komunitas.
Sejumlah pendemo berorasi. Satu per satu menyuarakan berbagai keluhan yang dirasakan oleh para ojol maupun kurir. Mereka menyasar para aplikator dan pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi mereka yang disebut merasa terdzolimi.
Secara umum, keluhan para pendemo diantaranya adalah penurunan pendapatan akibat potongan tarif dan insentif. Selain soal tarif, para pendemo yang merupakan kurir juga mengeluhkan soal kuantitas barang customer yang tidak sesuai dengan kapasitas.
"Potongan argo terlalu besar bagi kita, 20-30 persen. Tidak ada untung sama sekali kami. Sudah lama seperti ini," kata seorang pendemo, Yanti kepada wartawan di lokasi demonstrasi, Kamis (29/8/2024).
Yanti meminta agar pihak aplikator tidak 'menguras' pendapatan mereka hingga puluhan persen. Dia juga meminta agar pemerintah bisa memberi perhatian pada nasib mereka yang dianggap makin tidak dimanusiawikan.
"Kami minta tarifnya manusiawi, potongan harus diturunkan, pokoknya manusiawi saja, simbiosis mutualisme saja," pintanya.
Keluhan juga disampaikan oleh Melva, pendemo lainnya merupakan kurir dari salah satu aplikator e-commerce terkemuka di Indonesia. Di antara keluhannya yakni aksi pemblokiran yang dilakukan aplikator akibat cancel order.
"Enggak ada yang enggak mau uang, semuanya mau uang, cuma kondisinya harus dilihat di lapangan. Kami sekali cancel kena suspend 30 menit. Sedikit-sedikit suspend. Kami perlu juga memperhatikan kondisi tubuh yang fit," tuturnya.
Aksi suspend itu membuat para kurir menjadi tidak leluasa untuk memperoleh orderan berikutnya. Selain masalah itu, keluhan lainnya adalah mengenai beban besaran atau kuantitas barang.
"Bayangkan saya perempuan berusia 54 tahun bawa gula 30 kilogram, bawa bumper, kami tuh (pengendara) motor bukan mobil," ungkapnya.
Komentar Pihak Aplikator
Terpisah, pihak salah satu aplikator transportasi online, Gojek, menyatakan, menghormati adanya aksi demonstrasi yang dilakukan para ojol pada hari ini.
"Kami selalu terbuka terhadap aspirasi rekan-rekan mitra driver aktif Gojek dan senantiasa mengimbau agar disampaikan secara kondusif dan tertib. Selama ini, mitra driver aktif Gojek juga menyampaikan aspirasinya melalui berbagai wadah komunikasi formal yang kami miliki," kata Rosel Lavina, Head of Corporate Affairs Gojek.
Namun, Rosel mengatakan pihaknya menyayangkan aksi off bid yang dilakukan para ojol seiring dengan demonstrasi yang berlangsung siang hingga sore hari.
"Di sisi lain, kami juga menyayangkan adanya upaya yang memberi kesan akan tidak beroperasinya beberapa layanan kami dikarenakan rencana aksi demonstrasi," ujarnya.
Dia mengimbau kepada mitra driver ojol agar tidak terprovokasi dan tetap beroperasi seperti biasa. "Gojek akan menindak tegas oknum-oknum yang melakukan tindakan yang merugikan terhadap pelanggan maupun mitra kami," tegasnya.
Sementara itu, dari pihak pemerintah, terpantau hingga pukul 16.47 WIB, belum ada yang muncul di lokasi demonstrasi untuk memberikan respons.