REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia diliputi aksi demonstrasi besar-besaran menolak RUU Pilkada pada Kamis (22/8/2024) lalu. Efek dari eskalasi tersebut, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada Jumat (23/8/2024).
Mengutip Bloomberg, Jumat pada pukul 10.23 WIB, rupiah melemah 4,5 poin atau 0,03 persen menuju level Rp 15.604 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah melemah 100,5 poin di level Rp 15.600 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan mata uang Garuda terjadi karena di antaranya kondisi Indonesia yang sedang tidak kondusif atas aksi demonstrasi tolak RUU Pilkada. Hal itu dipicu sikap DPR RI.
DPR melalui Badan Legislasi berupaya menganulir putusan MK tentang ambang batas pencalonan dan usia kandidat Pilkada melalui revisi UU Pilkada yang pembahasannya dikebut pada Rabu, 21 Agustus 2024. Walhasil, sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah.
"Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap mata uang garuda. Seharusnya DPR dan pemerintah membangun iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur. Sebab, pelaku usaha akan memasukkan risiko politik dalam perencanaan ekspansi bisnis mereka," ungkap Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Jumat (23/8/2024) lalu.
Meski akhirnya di hari yang sama, pimpinan DPR RI akhirnya membatalkan persetujuan revisi RUU Pilkada, Ibrahim memprediksi rupiah akan melanjutkan pelemahan pada hari ini. "Untuk perdagangan Jumat (23/8/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.590 - Rp 15.650 per dolar AS," ujar Ibrahim.