REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Biro Pusat Statistik Israel merilis tren penurunan pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan pada Ahad (18/8/2024). Dalam laporan tersebut, tampak terjadi penurunan yang dalam pada ekonomi negara zionis tersebut pada kuartal ke-2 (Q2) setelah kenaikan yang tajam pada kuartal pertama (Q1).
Xinhua melaporkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Israel naik pada kuartal kedua sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan PDB pada kuartal pertama, yang naik 17,3 persen. Secara tahunan, penyusutan 1,4 persen tercatat pada PDB Israel dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Data juga menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi swasta di Israel meningkat 12 persen pada kuartal kedua. Tingkat konsumsi tersebut jauh lebih rendah daripada kenaikan 26,3 persen yang tercatat pada kuartal pertama.
Gad Lior, seorang analis senior di surat kabar Yedioth Ahronoth, mengatakan kepada Xinhua bahwa angka pertumbuhan yang rendah mengindikasikan bahwa ekonomi Israel belum pulih sebagai dampak dari serangan 7 Oktober 2023 lalu.
Tren yang mengkhawatirkan juga tercermin dalam impor barang dan jasa, turun 11,1 persen pada kuartal kedua, setelah kenaikan 32,7 persen yang tercatat pada kuartal pertama.
Ekspor barang dan jasa Israel, tidak termasuk berlian dan perusahaan baru, menurun pada kuartal kedua sebesar 7,1 persen, menyusul penurunan 10,4 persen pada kuartal pertama.