Selasa 06 Aug 2024 07:35 WIB

BBM Kualitas Tinggi Jadi Solusi Perangi Polusi

BBM berkualitas rendah berkontribusi besar atas buruknya kualitas udara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU. BBM berkualitas rendah berkontribusi besar atas buruknya kualitas udara.
Foto:

Julius meminta pemerintah untuk lebih serius dalam meningkatkan penggunaan BBM dengan standar Euro 4. Julius menyebut proporsi penjualan BBM dengan rendah sulfur seperti Pertamax Green, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex hanya sebesar satu persen. Sisanya didominasi BBM yang memiliki kandungan sulfur tinggi seperti Pertalite dan Biosolar. 

"Kajian kami kalau ada pengalihan BBM dari standar Euro 2 ke Euro 4 akan menurunkan polusi bisa sampai 70-99 persen pada 2030," sambung Julius. 

Julius menyampaikan BBM dengan kandungan sulfur tinggi juga tak baik bagi mobil produksi terkini. Julius menyebut penggunaan BBM sulfur tinggi hanya akan merusak performa mesin.

"Makanya kalau beli mobil baru pasti disarankan untuk tidak menggunakan lagi Pertalite, tapi BBM yang rendah sulfur," lanjut Julius. 

Julius menambahkan kualitas udara yang buruk akibat tingginya kandungan sulfur pada BBM juga berdampak serius terhadap kesehatan pernafasan, penyakit jantung, hingga sistem reproduksi manusia.

"Implikasi dari sisi kesehatan. Penggunaan Euro 2 akan meningkatkan kasus Pneumonia 19 persen dan Ispa sebesar tujuh persen. Kalau menggunakan Euro 4 itu mampu menurunkannya sebesar 22 persen dan delapan persen," ujar Julius. 

Julius menilai penggunaan BBM ramah lingkungan juga akan menyehatkan kantong pemerintah. Pasalnya, lanjut Julius, buruknya kualitas udara membuat pemerintah harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayarkan BPJS yang terkait penyakit dari pernafasan. 

"Bagi pemerihtah tentu menyebabkan kerugian finansial karena banyaknya  penyakit akibat polusi udara dalam BPJS. Misalnya, di Jakarta saja harus menanggung Rp 500 miliar per tahun untuk empat penyakit infeksi terkait polusi udara," kata Julius. 

Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Andri Perdana mengatakan pemerintah harus bergerak cepat untuk memperbaiki kualitas BBM agar lebih ramah lingkungan. Andri menilai pemerintah tidak perlu malu belajar dari negara-negara lain yang sudah meninggalkan BBM standar Euro 3 ke bawah. 

"Kualitas BBM di Indonesia kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, sudah sangat parah, apalagi kalau bandingkan dengan Eropa. Langit Jakarta itu salah satu yang terburuk dunia," ujar Andry. 

Ada tiga skenario yang....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement