Senin 05 Aug 2024 12:58 WIB

Rupiah Berpotensi Menguat, Imbas Anjloknya Indeks Dolar AS

Indeks dolar AS tercatat turun lebih dari 1 persen ke level terlemahnya sejak Maret.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing, (ilustrasi).  Rupiah menguat 67 poin atau 0,41 persen menuju Rp 16.133 per dolar AS.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing, (ilustrasi). Rupiah menguat 67 poin atau 0,41 persen menuju Rp 16.133 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak menguat pada Senin (5/8/2024), seiring dengan anjloknya indeks dolar AS.

Mengutip Bloomberg, pada pukul 11.57 WIB, rupiah menguat 67 poin atau 0,41 persen menuju Rp 16.133 per dolar AS pada perdagangan Senin (5/8/2024). Sementara itu, indeks dolar AS melemah di level 102,709.

Baca Juga

Mengutip Reuters, indeks dolar AS tercatat turun lebih dari 1 persen ke level terlemahnya sejak Maret lalu. Pelemahan itu terjadi menyusul data ketenagakerjaan AS yang sangat lemah pada Jumat (2/8/2024), memicu kekhawatiran akan terjadinya resesi. Kondisi itu mendorong investor untuk membuat saham dan beralih ke obligasi safe haven.

Laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat diketahui menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat lebih dari perkiraan pada Juli. Dan pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen menunjukkan kemungkinan pelemahan di pasar tenaga kerja dan kerentanan yang lebih besar terhadap resesi.

Pasar sudah terguncang oleh pembaruan pendapatan yang suram dari Amazon dan Intel, dan survei aktivitas pabrik AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Kamis, di samping laporan bulanan gaji non-farm payroll AS menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja merosot menjadi 114 ribu pekerja baru pada Juli dari 179 ribu pada Juni. Data tersebut meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga berulang kali oleh Federal Reserve tahun ini, yang pada pekan lalu memilih mempertahankan suku bunga tidak berubah.

“Data ketenagakerjaan menandakan kemajuan substansial lebih lanjut bahwa Federal Reserve membuat kesalahan kebijakan dengan tidak menurunkan suku bunga minggu ini,” kata Managing Partner Harris Financial Group di Richmond, Virginia Jamie Cox.

Rupiah Perkasa

Pengamat dalam negeri berpandangan bahwa rupiah akan melanjutkan penguatan atas kondisi melemahnya greenback.

Data indeks manajer pembelian AS yang lemah dan data pasar tenaga kerja menjadi sentimen yang kuat. Perlambatan ekonomi diprediksi terjadi di ekonomi terbesar dunia tersebut, bahwa pemotongan suku bunga pada September oleh The Fed berpotensi terlambat bagi ekonomi untuk mencapai soft landing.

“Pada perdagangan Senin, mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp16.160—Rp 16.230 per dolar AS,” kata Pengamat Mata Uang yang juga Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dikutip Senin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement