Senin 05 Aug 2024 10:33 WIB

Pasar Antisipasi Rilis PDB RI Kuartal II 2024, Rupiah Menguat

Rupiah naik 35 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 16.165 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (5/8/2024) dibuka menguat saat pasar mengantisipasi rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Republik Indonesia (RI) kuartal II
Foto: Dok Republika
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (5/8/2024) dibuka menguat saat pasar mengantisipasi rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Republik Indonesia (RI) kuartal II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (5/8/2024) dibuka menguat saat pasar mengantisipasi rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Republik Indonesia (RI) kuartal II 2024. Pada awal perdagangan Senin pagi, rupiah naik 35 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 16.165 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.200 per dolar AS.

"Hari ini, pelaku pasar akan mengantisipasi rilis pertumbuhan PDB kuartal II-2024," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Kantor Kepala Ekonom (Office of Chief Economist) Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5 persen secara year on year (yoy) pada kuartal II-2024, yang ditopang oleh konsumsi domestik.  

Selain itu, PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) menunjukkan kontraksi yang lebih besar dari perkiraan ke level 46,8 pada Juli 2024 dari 48,5 pada bulan sebelumnya, menandai penurunan terdalam dalam delapan bulan terakhir.

Pada akhir pekan lalu, nonfarm payrolls AS meningkat hanya 114.000, jauh di bawah perkiraan 175.000, sementara tingkat pengangguran secara tak terduga naik menjadi 4,3 persen pada Juli 2024, tertinggi sejak Oktober 2024.

Data Pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS turun 3,3 persen month on month (mom) menjadi 564,2 miliar dolar AS pada Juni 2024, kontraksi yang lebih besar dari ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen, menandai penurunan paling tajam sejak Januari 2024.

Kontraksi tersebut sebagian besar disebabkan oleh anjloknya pesanan peralatan transportasi -20,6 persen menjadi 75,79 miliar dolar AS.

"Perkembangan di AS ini dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah meskipun terdapat data yang kurang menguntungkan ketika PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global turun menjadi 49,3 pada Juli 2024 dari 50,7 pada bulan sebelumnya, yang merupakan kontraksi pertama dalam aktivitas pabrik sejak Agustus 2021," ujarnya.

Reny memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 16.138 per dolar AS sampai dengan Rp 16.225 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement