Senin 29 Jul 2024 18:51 WIB

G20 Presidensi Brasil: Perekonomian Global Tumbuh Resilien, tapi Dibayangi Ketidakpastian

G20 sepakat untuk mengoptimalkan kerja sama internasional.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Foto: Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian global tumbuh resilien (tangguh) meski masih dibayangi oleh ketidakpastian yang berpotensi menahan prospek pertumbuhan jangka mengenah. Pandangan itu mengemuka dalam rangkaian Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 atau Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) yang digelar pada 25—26 Juli 2024 di Rio de Janeiro, Brasil.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memimpin delegasi RI dalam pertemuan tersebut. Pertemuan ketiga G20 di bawah Presidensi Brasil itu melanjutkan pembahasan berbagai agenda  penting dengan tema ‘Building a Just World and a Sustainable Planet’

Baca Juga

Topik yang dibahas dalam event tersebut meliputi prospek perekonomian global dan tantangan global yang tengah berlangsung, sektor keuangan dan inklusi keuangan. Juga kerja sama perpajakan internasional, perubahan iklim, serta pembiayaan pembangunan berkelanjutan, aliran modal, dan utang global.

“Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 sependapat bahwa perekonomian global tumbuh resilien, namun masih dibayangi oleh ketidakpastian yang berpotensi menggangu prospek pertumbuhan jangka menengah. Oleh karena itu, G20 sepakat untuk mengoptimalkan kerja sama internasional,” isi siaran pers Bank Indonesia, dikutip Ahad.

Dalam forum tersebut, Perry menyampaikan bahwa ketidakpastian global, seperti divergensi kebijakan moneter dan tingginya utang publik di beberapa negara maju, telah berdampak pada terbatasnya kemampuan negara berkembang dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan kondisi itu, Perry menyerukan agar negara maju melakukan langkah-langkah​ untuk mengatasi spillover tantangan global terhadap negara berkembang.

“Pertama, memperkuat transparansi kebijakan moneter untuk memberikan kejelasan respons dan arah kebijakan bagi pelaku di sektor keuangan, menjaga persepsi, dan meredakan reaksi pasar sehingga dapat memperkuat stabilitas global,” terangnya.

Menerapkan langkah untuk....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement