REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pasokan minyak Rusia ke China naik sebesar 4,81 persen pada Januari-Juni tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh Bea Cukai China pada Sabtu. Dengan kenaikan itu, pasokan minyak Rusia ke China menjadi 55,12 juta ton dengan nilai 32,81 miliar dolar AS (sekitar Rp 531 triliun).
Pada Juni, China membeli 8,43 juta ton minyak Rusia senilai 4,91 miliar dolar AS (sekitar Rp 79,4 triliun).
Total impor minyak China pada semester I 2024 mencapai 275,48 juta ton dengan nilai 167,39 miliar dolar AS (sekitar Rp 2,7 kuadriliun), atau meningkat 2,1 persen dibandingkan semester 1 tahun lalu.
Selama 2023, China mengimpor 107 juta ton minyak dari Rusia atau meningkat 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pasokan gas alam cair (LNG) Rusia ke China berkurang 9,24 persen menjadi 3,52 juta ton pada Januari-Juni 2024.
Pada Juni, China mengimpor 663.880 ton LNG dari Rusia dengan nilai 377,86 juta dolar AS (sekitar Rp 6,1 triliun).
Kedua negara mendorong hubungan ekonomi yang lebih erat bahkan ketika perang di Ukraina masih berkecamuk. Pada 2023, perdagangan dua arah China dengan Rusia mencapai 240 miliar dolar AS.
China, salah satu konsumen minyak terbesar di dunia, telah menjadi penyelamat ekonomi utama bagi eksportir energi Rusia, yang saat ini berada di bawah sanksi Barat. Moskow juga meningkatkan pembelian barang-barang China mulai dari mobil hingga ponsel pintar ketika merek-merek Eropa dan Amerika meninggalkan pasar Rusia.