Sabtu 06 Jul 2024 14:43 WIB

Perkuat Keamanan Digital, BNI Siapkan Capex IT Senilai Rp 1,9 Triliun 

Alokasi dana itu akan digunakan untuk pengembangan TI dan digitalisasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
BNI menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure) atau capex untuk informasi teknologi (IT) di tahun 2024 senilai Rp 1,9 triliun. (ilustrasi)
Foto: Dok. BNI
BNI menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure) atau capex untuk informasi teknologi (IT) di tahun 2024 senilai Rp 1,9 triliun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank besar dan menengah terus mengembangkan digitalisasi layanan dan penguatan sisi keamanan seperti cybersecurity. Belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk penguatan keaamanan siber ini telah dianggarkan cukup besar di tahun ini. 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure) atau capex untuk informasi teknologi (IT) di tahun 2024 senilai Rp 1,9 triliun. Alokasi belanja modal TI yang cukup dilakukan sebagai upaya BNI meningkatkan kualitas dan keamanan digital demi menjaga serta meningkatkan kepercayaan nasabah.

Baca Juga

"Capex IT kami di tahun 2024 ini sekitar Rp 1,9 triliun. Jadi memang ada peningkatan, karena memang BNI sedang melakukan transformasi besar," ujar Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Alokasi dana itu akan digunakan untuk pengembangan TI dan digitalisasi, antara lain pengembangan kapasitas peranti keras dan lunak. Belanja modal TI juga akan dialokasikan untuk transformasi platform dan fitur transaksi yang relevan dengan kebutuhan layanan perbankan digital nasabah. 

"Transformasinya di sisinya apa aja? Di sisi yang kita ingin menjadi kayak platform transaksi. Transaksi banking platform untuk seluruh nasabah kami, makanya kami punya wndr," kata dia.

Saat ini, BNI juga sedang menyiapkan portal Wholesale Digital Banking platform yang merupakan kesatuan dari berbagai channel yang ada di wholesale, seperti cash management, trade finance, supply chain, forex, dan sebagainya. Dari sisi aset, BNI juga sedang melakukan pembaruan mulai dari underwriting hingga loan management system.

Toto juga menekankan, BNI akan terus memperkuat sistem keamanannya. "Jadi security, saya selalu bilang bahwasannya menjadi pondasi ke depannya. Makanya pengembangan di sisi security di Bank BNI juga signifikan, cukup besar. Sekitar 10 sampai 15 persen dari Capex kami digunakan buat security," kata dia.

BNI baru saja meluncurkan superapp wondr by BNI agar nasabah dapat melakukan pengelolaan keuangan yang lebih terencana sesuai kebutuhan finansial masing-masing. Toto menyebut tiga fitur dimensi keuangan di wondr dirancang untuk dapat beradaptasi secara intuitif dengan menganalisis kebiasaan transaksi harian masyarakat.

"Saat ini aplikasi perbankan wondr by BNI sudah dapat diunduh oleh masyarakat melalui layanan App Store dan Playstore dengan proses aktivasi yang mudah dan cepat," ujar Toto.

Peluncuran wondr by BNI diharapkan mampu meningkatkan secara bertahap Current Account Saving Account (CASA) atau himpunan dana murah hingga 80 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) BNI.  Menurut laporan kinerja pada kuartal pertama, pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah BNI mencapai 6 persen secara tahunan sedangkan deposito 2,4 persen secara tahunan. Secara keseluruhan, DPK BNI meningkat 4,9 persen  yoy.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement