Jumat 28 Jun 2024 17:02 WIB

Perkuat Rantai Pasok, Prodia Beli 39 Persen Saham Proline

Pembelian saham Proline menunjukkan komitmen Prodia untuk memperluas lini bisnisnya.

Logo Proline di pabriknya di Kawasan Industri Jababeka III Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024).
Foto: Dok Republika
Logo Proline di pabriknya di Kawasan Industri Jababeka III Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten jasa layanan kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk mengumumkan pembelian 39 persen saham Proline, produsen berbagai alat kesehatan diagnostik in vitro yang telah dikenal luas dan digunakan oleh banyak fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. Dalam Keterbukaan Informasinya, Jumat (28/6/2024), perseroan menyampaikan langkah ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai manfaat di masa yang akan datang, di antaranya untuk memperkuat dan mengamankan rantai pasok perseroan. 

Dalam Industri Layanan Kesehatan, rantai pasok yang terganggu dapat menyebabkan gangguan operasional, peningkatan biaya, dan potensi kehilangan pelanggan. Dengan memiliki saham di Proline, Prodia dapat memastikan kendali yang lebih besar atas rantai pasok. 

Baca Juga

Hal ini dapat mengurangi risiko keterlambatan dan ketidakpastian yang terjadi dalam logistik pihak ketiga. Selain itu, untuk mendukung pemerintah dalam membangun kemandirian alat kesehatan di Indonesia secara berkesinambungan, perseroan yakin bahwa Proline merupakan perusahaan yang tepat bagi perseroan untuk berinvestasi karena Proline memiliki produk-produk dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. 

Hal ini menunjukkan komitmen kami dalam mendukung industri lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor serta memperkuat posisi Perseroan sebagai pemimpin dalam penyediaan solusi kesehatan berkualitas tinggi.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan telah mempelajari kinerja Proline, yang menunjukkan hasil yang baik dari tahun ke tahun terutama di tahun 2023. Proline mampu mengembangkan produk diagnostik dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi dan mampu mengisi keperluan bahan baku diagnostik bagi layanan laboratorium swasta maupun pemerintah yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai bagi pemegang sahamnya. 

"Dengan langkah strategis ini, kami berharap dapat semakin mengukuhkan posisi Perseroan dalam mengamankan pelayanan dan meningkatkan kinerja bisnisnya di tahun-tahun mendatang," ujar Dewi melalui keterangan pers, Jumat (28/6/2024).

Pembelian saham Proline juga menunjukkan komitmen perseroan untuk memperluas lini bisnisnya tidak hanya di industri laboratorium kesehatan tetapi juga merambah industri alatalat kesehatan. Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, mengayakan dengan mengambil bagian sebanyak 39 persen saham di Proline, perseroan optimistis dapat berkontribusi terhadap pendapatan Prodia.

"Dari aspek keuangan, langkah pembelian saham yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada laba bersih, aset, dan ekuitas yang tentunya diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun-tahun mendatang," katanya.

Proline telah memiliki....

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement