Kamis 27 Jun 2024 14:35 WIB

Terjunnya Saham Airbus, CEO Airbus: Kami Menghadapi Tantangan Berat

Saham Airbus turun hampir 10 persen pada Selasa (25/6/2024) lalu.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Airbus A350
Foto: Aircraft Wikia
Airbus A350

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham Airbus turun hampir 10 persen pada Selasa (25/6/2024). Perusahaan memperkirakan pendapatan operasional 5,5 miliar dollar AS pada tahun ini. Angka demikian di bawah perkiraan sebelumnya, yakni antara 6,5 miliar dollar AS dan 7 miliar dollar AS.

Estimasi pesawat Airbus yang dikirim tahun ini sekitar 770 unit. Ada penurunan dari sebelumnya yang menyentuh angka 800 unit. Dibandingkann tahun lalu, terjadi kenaikan. Pada 2023 lalu (735 pesawat). 

Baca Juga

Perusahaan juga memindahkan target produksinya untuk membuat 75 pesawat A320neo per bulan yang awalnya di tahun 2026, menjadi ke tahun 2027. Saat ini Airbus memproduksi 50 pesawat jer per bulan.

Airbus mengatakan pihaknya menghadapi masalah rantai pasokan yang 'persisten' dan 'spesifik'. Terutama berdampak pada mesin, perlengkapan kabin, dan struktur aero (komponen badan pesawar seperti sayap dan badan pesawat).

"Saat ini kami sedang menghadapi tantangan. Kami harus gigit jari," kata Chief Executive Airbus, Guillaume Faury, dikutip dari The Guardian, Kamis (27/6/2024).

Situasi memburuk perihal pasokan mesin jet A320. Para produsen mesin, lanjut Faury harus menghadapi konsekuensi dari penundaan apa pun. Itu berpotensi menimbulkan sanksi. Mesin buatan Rolls-Royce untuk A330neo terlambat dari jadwal, namun tidak untuk A350.

"Kekurangan kursi daan bagian kabin, juga merupakan situasi yang sangat sulit," ujar Faury.

Industri dirgantara sedang berjuang mempekerjakan kembali karyawannya, dan menstabilkan pasokan setelah pandemi Covid-19. Kondisi demikian menyebabkan banyak pemasok memiliki neraca keuangan yang lemah.

Sebagai produsen pesawat terbang terbesar di dunia, Airbus terkena dampak siginfikan dari masalah itu. Pesaing utama mereka, Boeing menghadapi pembatasan peraturan dan krisis internal. 

Fury mengatakan prospek yang tidak pasti terhadap komitmen industri pembuat struktur penerbangan spirit Aerosystems berkontribusi terhada[ target baru yang lebih rendah. Dia menolak mengomentari kesepakatan yang diharapkan secara luas, di mana Airbus akan mengakuisisi aset Spirit terkait dengan program jet A350 dan A220. Ini sebagai bagian dari pemisahan pemasok dengan Boeing, yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari atau beberapa pekan mendatang.

Boeing semakin dekat dengan kesepakatan untuk membeli kembali Spirit setelah mantan anak usahanya mencapai kemajuan besar dalam pembicaraan terpisah dengan Airbus. Ini mengenai perpecahan transatlantik dari pemasok yang sedang kesulitan tersebut, menurut laporan Reuters pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement