Selasa 18 Jun 2024 20:34 WIB

London Gantikan Paris Jadi Pasar Saham Terbesar di Eropa

Euro melemah terhadap pound sejak Macron mengumumkan pemilu.

Rep: Frederikus Bata  / Red: Gita Amanda
Gejolak politik terjadi di Prancis. Euro juga melemah terhadap pound sejak Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pemilu. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Michel Euler
Gejolak politik terjadi di Prancis. Euro juga melemah terhadap pound sejak Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pemilu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Paris kehilangan posisinya sebagai pasar saham terbesar di Eropa akibat gejolak politik di Prancis. Ini menyebabkan London menggantikan ibu kota Prancis itu, menjadi pasar saham terbesar di Eropa.

Investor bereaksi terhadap gejolak polik di negeri Napoleon Bonaparte. Presiden Emmanuel Macron mempercepat pemilihan umum legislatif. Tepatnya setelah kubu sayap kanan mengalahkan aliansi sentrisnya pada pemilu Uni Eropa.

Baca Juga

Pekan lalu, Macron membubarkan parlemen. Itu diikuti dengan keputusannya untuk menggelar pemilu pada akhir Juni nanti dan pada awal bulan depan. Saham-saham yang terdaftar di Euronext Paris secara kolektif bernilai 3,13 triliun dolar AS. 

Sekitar 258 miliar dolar AS terhapus dari kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan Prancis pekan lalu. Kondisi demikian membuat Bursa Efek London mengambil kendali. Menurut Bloomberg, saham-saham di BE London bernilai 3,18 triliun dolar AS (2,51 triliun pounds).

"Data terpisah dari London Exchange Group juga menunjukkan nilai pasar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Inggris, lebih besar," demikian laporan yang dikutip dari The Guardian, Selasa (18/6/2024).

Keputusan Macron mengejutkan sebagian analis politik Prancis. Itu setelah partai Renaissance yang dipimpinnya menunjukkan performa buruk di Eropa. Hasil jajak pendapat memperlihatkan Partai Sayap Kanan National Rally (RN) yang dipimpin Marine Le Pen dan Jordan Bardella, bisa menjadi partai terbesar di Majelis Nasional.

Ini hasil yang bisa menghambat sepak terjang Macron, di sisa tiga tahun kepemimpinannnya. Situasi demikian memengaruhi ke pergerakan saham. Alhasil Perancis kehilangan "mahkotanya".

Pada 2022 lalu, Paris di posisi teratas menggeser London. Itu ketika politik Inggris tidak dapat diprediksi. Tepatnya setelah Liz Truss mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri.

Kini gejolak politik terjadi di Prancis. Euro juga melemah terhadap pound sejak Macron mengumumkan pemilu. Pasar saham Paris dinilai dalam euro. Sementara saham London dihargai dalam pound. Efek mata uang ini memperkuat kapitalisasi pasar saham Inggris.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement