REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah Papua dan Papua Barat menyebutkan beras impor Vietnam dan Thailand merupakan kualitas premium hanya saja kemasan dilakukan jenis medium sehingga kepada masyarakat tidak perlu khawatir terkait mutu dari beras.
Manager Pengadaan Kanwil Bulog Papua Dan Papua Barat Arwan Taufik di Jayapura, Jumat, mengatakan untuk beras yang datang ke wilayah kerjanya sebanyak 13 ribu ton.
“Beras yang datang ini guna menjaga ketersediaan stok beras yang yang mana hingga per Kamis (16/5/2024) mencapai 35 ribu ton dengan ketahanan selama lima bulan ke depan,” katanya.
Menurut Taufik, untuk 13 ribu ton ini akan disebar ke wilayah kerja Sorong sebanyak 6700 dan Papua 6650 ton.
“Kehadiran beras Vietnam dan Thailand di berikan untuk ASN, TNI dan Polri serta program Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP),” ujarnya.
Dia menjelaskan sebagian beras impor dari Vietnam ini akan disalurkan ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk tidak perlu khawatir untuk kebutuhan beras di Papua masih aman apalagi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras SPHP per 1 Mei 2024 telah naik menjadi Rp 13.500 Per Kilogram dari sebelumnya RP 11.800, kenaikan HET ini untuk kesejahteraan para petani,” katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga mengimbau kepada para pedagang khususnya yang masuk dalam daftar Rumah Pangan Kita (RPK) agar tidak menaikkan harga beras SPHP jika ketahuan maka langsung di cabut daftar izinnya.