Jumat 03 May 2024 16:58 WIB

Bantuan Pangan Tahap Kedua Digulirkan, Penyaluran Mei-Juni 

Stok Bulog cukup untuk penyaluran 10 kg beras per bulan kepada 22 juta KPM.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi saat memantau penyaluran Bantuan Pangan Tahap II di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi saat memantau penyaluran Bantuan Pangan Tahap II di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan kesiapan stok beras Bulog untuk penyaluran program bantuan pangan tahap kedua pemerintah periode April-Juni 2024. Bayu menyebut, stok 1,6 juta ton beras yang dimiliki Bulog cukup untuk penyaluran 10 kg beras per bulan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia dengan total 660 ribu ton beras.

"Sebanyak 22 juta KPM dan yang disalurkan 220 ribu ton per bulan. Jadi tiga bulan akan disalurkan kurang lebih 660 ribu ton. Makanya stoknya harus kuat, dengan penyaluran 660 ribu, kita punya lebih 1,6 juta. Maka kita bisa menjaga stok Bulog selalu di atas 1 juta karena masih ada pengadaan dalam negeri dan lainya. jadi stok ya masih aman," ujar Bayu saat memantau penyaluran Bantuan Pangan Tahap Kedua di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Bayu juga telah meminta Bulog daerah menyalurkan bantuan pangan tahap kedua ini dalam dua bulan kalender yakni Mei-Juni. Menurutnya, proses penyaluran bantuan pangan di setiap daerah tergantung kesiapan masing-masing wilayah.

"Tergantung kesiapan daerah masing masing, tergantung jauhnya, ada beberapa daerah yang masih ada verifikasinya belum selesai. Tetapi semua akan berlangsung bulan April, Mei, Juni. Karena Aprilnya sudah lewat, saya minta kepada temen temen yang menyalurkan, tiga bulan penyaluran itu April, Mei Juni itu disalurkan dalam bulan Mei dan Juni," ujar Bayu.

Untuk di Jakarta kata Bayu, penyaluran bantuan pangan tahap kedua total ada 269 ribu keluarga penerima manfaatn(KPM) sehingga dibutuhkan kurang lebih 2.690 ton beras per bulan. "Untuk detail di Jakarta, Jakarta Barat itu ada 67 ribu KPM, Jakarta Pusat 41 ribu KPM, Jakarta Utara 55 ribu KPM, Jakarta Selatan 51 ribu KPM dan Kepulauan Seribu kira-kira 2 ribu KPM," ujarnya. 

Bayu menilai pentingnya penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat berpendapatan rendah karena berkontribusi dalam meredam laju inflasi pangan. Hal ini karena beras menjadi salah satu penyumbang angka inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi pada April 2024 lebih rendah secara bulanan dan secara tahunan yakni berada di 0,25 persen.

Apalagi lanjut Bayu, Saat ini kondisi perberasan nasional sudah menjadi relatif lebih baik. "Kalau kita bandingkan misalnya inflasi bulan April inflasi umumnya turun dari bulan Maret 0,52 persen sekarang menjadi 0,25 persen, inflasi beras di bulan Maret itu 2,06 persen, sedangkan di April terjadi deflasi harga beras turun minus 2,72 persen. Sehingga kontribusi beras terhadap inflasi di bulan Maret masih positif 0,09 persen, di bulan April sudah negatif minus 0,12 persen. Jadi apa yang kita usahakan untuk mengendalikan, menstabilkan beras itu mulai menunjukkan hasilnya," katanya. 

Bayu mengatakan, saat ini Bulog terus mengoptimalkan penyerapan beras dalam negeri maupun manajemen pengadaan beras luar negeri untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah maupun program pemerintah mulai bantuan pangan maupun SPHP. Menurutnya, stok beras Bulog saat ini mencapai 1,63 juta ton atau tertinggi Bulog dalam empat tahun terakhir.

Bulog saat ini juga terus mengoptimalkan penyerapan beras dalam negeri pada momentum panen raya. Hal ini untuk menambah stok mengingat proyeksi produksi beras mulai menurun pada Juni 2024. Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi beras nasional di April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan di Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton. Selanjutnya pada Juni 2024 diperkirakan produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton. 

"Kita sekarang sudah 1,6 juta alhamdulillah, kalau bisa lebih. Karena terus terang saja mulai musim kering ini nanti bulan Juni, Juli, Agustus dan seterusnya masih tidak pasti apakah panen kita akan ada lagi nanti, apakah akan baik atau tidak, itu masih tingkat ketidakpastiannya tinggi. Jadi yang penting kita punya stok dulu," ujarnya.

Selain itu, Bulog juga mengantisipasi jika nantinya program bantuan pangan dilanjut oleh Pemerintah. Namun demikian, hingga saat ini Pemerintah baru menetapkan bantuan pangan hingga tahap kedua atau Juni 2024.

"Misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stoknya. Sampai saat ini secara resmi yang sudah kami terima ada dua tahap. Januari-Maret (tahap 1) dan April Mei Juni (tahap 2). Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, untuk tahap berikutnya beliau masih akan dilihat lagi sesuai kondisi APBN," ujarnya.

Adapun realisasi bantuan pangan beras tahap pertama Januari-Maret per 26 April pun telah mencapai 647 ribu ton atau 98,08 persen. Bantuan yang digulirkan Pemerintah ke 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kg beras per bulan ini direncanakan disalurkan hingga Juni 2024.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement