Sabtu 27 Apr 2024 11:00 WIB

Perdagangan RI dan Swiss Meningkat Setelah Indonesia-EFTA CEPA

Neraca perdagangan RI-Swiss mencetak surplus 2 miliar dolar AS bagi Indonesia.

Neraca Perdagangan 2014 :Aktivitas proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (3/2).
Foto: Republika/Prayogi
Neraca Perdagangan 2014 :Aktivitas proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Bern mencatat peningkatan perdagangan RI-Swiss hingga tiga kali lipat, pasca berlakunya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA (IE-CEPA) sejak 1 November 2021.

Berdasarkan data KBRI, Sabtu (27/4/2024), perdagangan bilateral Indonesia-Swiss pada 2023 meningkat menjadi Rp 3,11 miliar dolar AS (sekitar Rp 50,31 triliun) dengan surplus lebih dari 2 miliar dolar AS untuk Indonesia.

Baca Juga

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Ngurah Swajaya menyampaikan, bagi Indonesia, Swiss dan negara yang tergabung ke dalam EFTA (Swiss, Norwegia, Liechtenstein dan Islandia) merupakan mitra pertama CEPA di Eropa, sementara Indonesia merupakan mitra pertama EFTA di ASEAN. 

Secara ekonomi, perdagangan bilateral kedua negara telah melampaui kisaran 3 miliar dolar AS dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak berlakunya IE-CEPA. Indonesia saat ini menjadi destinasi investasi sekitar 150 perusahaan Swiss di berbagai bidang.

Perjanjian bilateral bidang ekonomi juga segera diperkuat dengan Perjanjian Investasi Bilateral atau Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M), yang telah ditandatangani pada 2022 dan diharapkan berlaku 2024. Berlakunya kedua perjanjian tersebut diharapkan memperkuat pemanfaatan potensi kerja sama yang masih signifikan untuk ditingkatkan.

Kehadiran pihak swasta kedua negara dan perwakilan beberapa kementerian memberikan nilai tambah untuk mendorong secara konkret komitmen peningkatan kerja sama ekonomi. “Peningkatan nilai perdagangan hingga tiga kali lipat justru terjadi di akhir pandemi Covid-19 dan pada saat kondisi ekonomi global yang belum pulih, menunjukkan komitmen dan potensi yang masih sangat besar untuk dikembangkan bagi keuntungan rakyat kedua negara," kata Ngurah.

Total nilai perdagangan Indonesia-Swiss pada  2023 mencapai 3,11 miliar dolar AS atau Rp 50,31 triliun. Total nilai ekspor Indonesia sebesar 2,66 miliar dolar AS (Rp 43,09 triliun), sedangkan nilai impor Indonesia dari Swiss adalah 446,29 juta dolar AS (Rp 7,21 triliun).

Neraca perdagangan Indonesia-Swiss pada 2023 meningkat 24,32 persen, dengan neraca ekspor meningkat 20,37 persen dan neraca impor juga meningkat 3,92 persen dibandingkan 2022 (YoY).

Terkait dengan investasi, periode Januari-Desember 2023 menunjukkan bahwa Swiss berada di urutan ke-6 dari seluruh negara Eropa. Jumlah proyek investasi dari Swiss mencapai 750 proyek, dengan nilai investasi sebesar 150,065 juta dolar AS.

Pada 2022, Swiss berada di urutan ke-5 di Eropa dengan proyek investasi sebanyak 292 proyek, dengan nilai investasi 133,772 juta dolar AS. Nilai investasi Swiss ke Indonesia meningkat sebesar 12,17 persen pada 2023 dibandingkan tahun 2022 (YoY).

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement