Jumat 26 Apr 2024 03:01 WIB

Di Era Suku Bunga Tinggi, BRI Berhasil Jaga Rasio Likuiditas

BRI catat laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik Rp 15,98 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Budi Raharjo
Jajaran Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal I/2024 secara daring, Kamis (25/4/2024).
Foto: BRI
Jajaran Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal I/2024 secara daring, Kamis (25/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang kuartal I/2024, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah (CASA atau Current Account Savings Account) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara yoy.

Pertumbuhan CASA ini tak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan dengan fokus pada low-cost funding dari CASA yang lebih stabil dan berkelanjutan. Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai.

Baca Juga

Tercatat LDR (Loan to Deposit Ratio) BRI pada akhir Maret 2024 sebesar 83,28 persen. Dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97 persen.

"Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik," kata Catur dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal I/2024 secara daring, Kamis (25/4/2024).

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan BRI membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 15,98 triliun pada kuartal I/2024. Angka ini tumbuh 2,69 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan kuartal I/2023 yakni Rp 15,56 triliun. 

Sementara itu, pendapatan non bunga/Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 6,92 persen yoy menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI. Salah satu penopang kinerja Fee Based Income BRI tersebut tak lepas dari kontribusi super apps BRImo, dimana hingga akhir Maret 2024 tercatat BRImo telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3 persen secara yoy.

“Dalam 3 bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 1.251 triliun atau tumbuh 41,8 persen yoy,” ujar Catur.

Dari sisi operasional, perseroan mampu untuk terus meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal tersebut tercermin dari rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang terus membaik.

CIR BRI pada akhir Maret 2024 tercatat 37,4 persen persen atau lebih baik dibandingkan CIR pada akhir Maret 2023 yang sebesar 41,83 persen. “Penurunan CIR menunjukkan bahwa BRI berhasil mengelola biaya dengan efektif dan efisien dalam men-generate revenue,” imbuhnya.

Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimistis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. "BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” kata Catur.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement