Rabu 17 Apr 2024 08:47 WIB

Seusai Serang Israel, Beranikah AS Hentikan Ekspor Minyak Iran ke Cina?

Penerapan sanksi secara agresif bisa menggoyahkan hubungan AS-Cina.

Seorang warga melintasi gambar rudal-rudal Iran yang merupakan kampanye anti-Israel di Teheran, 16 April 2024.
Foto:

Faktor Cina 

Penerapan sanksi secara agresif juga bisa menggoyahkan hubungan AS-Cina. Dalam beberapa waktu terakhir, kedua negara berupaya memperbaiki hubungan menyusul insiden balon mata-mata Cina  yang melintasi wilayah AS. 

Hampir semua minyak Iran yang masuk ke Cina dilabeli berasal dari Malaysia atau negara Timur Tengah. Minyak Iran diangkut oleh ‘kapal gelap’ berbentuk kapal-kapal tanker tua yang biasanya mematikan transpoder ketika memuat minyak di pelabuhan Iran agar tak terlacak. 

Vortexa Analytics, spesialis pelacakan kapal tanker, memperkirakan tahun lalu Cina mendapatkan 55,6 juta metric ton atau 1,11 juta barel  minyak Iran. Ini setara denan 90 persen ekspor minyak mentah Iran atau 10 persen impor minyak Cina. 

Sejumlah analis menyebut, Washington mungkin saja memangkas ekspor minyak Iran untuk menhindarkan reaksi berlebihan Israel merespons serangan Iran. Tujuannya untuk mencegah terjadinya eskalasi konfik kawasan. 

Namun mereka tak yakin AS menempuh tindakan dramatis seperti menjatuhkan sanksi pada lembaga keuangan yang besar. Sebagai gantinya, mungkin hanya menargetkan entitas Cina atau lainnya yang terlibat dalam perdagangan minyak Iran. 

‘’Anda benar-benar akan mengejar bank-bank besar Cina. Anda akan melakukan hal yang bahkan pemerintahan Trump tak melakukannya,’’ tanya seorang sumber yang paham benar mengenai isu ekspor minyak Iran ini.

Jon Alterman, pengamat Timur Tengah pada Center for Strategic and International Studies menuturkan, langkah Washington terbatas. ‘’Saya melihat gestur akan ada sanksi ekonomi pada Iran, tapi saya perkirakan Gedung Putih sepenuhnya menghentikan minyak Iran.’’

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement