REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan dengan program pompanisasi yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produktivitas pertanian dari El Nino, pihaknya optimistis mampu menyerap 600 ribu ton setara beras hingga akhir Mei 2024.
“Tahun ini semester satu mudah-mudahan kami akan lebih dari 600 ribu ton, harus optimis. Tetapi kita juga tahu kondisinya masih banyak yang harus kami cermati, ada kekeringan. Tetapi di sisi lain juga ada program Kementerian Pertanian dengan pompanisasi,” kata Bayu di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Bayu berharap program pompanisasi yang dijalankan Kementerian Pertanian dengan sistem pengairan sawah melalui air yang disedot dari sungai menggunakan mesin pompa, bisa meningkatkan produksi beras dalam negeri.
“Kita lihat siapa tau itu (pompanisasi) akan memberikan hasil yang signifikan sehingga kami juga bisa melakukan pengadaan (beras dalam negeri) lebih banyak lagi,” ucap Bayu.
Perum Bulog mencatat sudah melakukan penyerapan sebanyak 1.050.000 ton gabah kering panen di tingkat petani atau 535.000 ton setara beras untuk pengadaan beras dalam negeri hingga 19 Mei 2024.
Bayu menyampaikan beras tersebut diserap untuk penguatan cadangan beras pemerintah (CBP). Sebanyak 535.000 ton merupakan gabungan antara beras yang ditugaskan oleh pemerintah atau Public Service Obligation (PSO) hingga beras komersial.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi merupakan salah satu langkah dari Kementan untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung melalui optimalisasi lahan rawa (oplah) dan peningkatan indeks pertanaman (IP) padi pada lahan sawah tadah hujan.
Dia menyampaikan dalam mendukung program tersebut pihaknya telah memberikan bantuan pompa air dengan realisasi pengadaan sudah mencapai 19.885 unit dari total rencana pengadaan 2024 sebanyak 25.771 unit.
"Sudah mencapai 80 persen tahap pertama, sudah 19.000 dari 25.000 rencana. Kemudian oplah juga sudah berjalan, yang dikerjakan juga sudah 25 persen, jadi sekarang sudah aksi nyata, kita sudah melakukan akselerasi," ujar Amran usai Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Optimasi Lahan dan Perpompaan di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Amran menyampaikan, potensi lahan rawa di Indonesia cukup besar, namun memiliki kendala apabila intensitas hujan di atas normal maupun di bawah normal. Adanya program Optimasi Lahan Rawa, maka eksistensi lahan rawa dapat terjaga dalam kondisi dapat ditanam dan berproduksi.
Demikian juga pada lokasi-lokasi tadah hujan atau kondisi irigasi dengan volume air yang kurang memadai, melalui kegiatan perpompaan dan irigasi perpompaan, maka lokasi-lokasi tersebut dapat tetap dilakukan penanaman dan memungkinkan untuk ditingkatkan indeks pertanamannya.
Kegiatan Optimasi Lahan dan Perpompaan, merupakan kegiatan yang dirancang secara masif dan serius. Pada tahun anggaran 2024, optimasi lahan dialokasikan seluas 400.000 hektar di 14 provinsi dengan anggaran Rp2,3 triliun.
"Sementara untuk kegiatan irigasi perpompaan, dialokasikan sejumlah 5.883 unit dengan anggaran ditambah Rp650 juta dan perpompaan sejumlah 25.771 unit dengan anggaran ditambah Rp755 juta dan teralokasi pada lokasi tadah hujan atau kondisi irigasi dengan volume air yang kurang memadai," kata Amran.