REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan kondisi Indonesia relatif masih aman dibandingkan negara-negara sejawat atau peer countries di tengah eskalasi konflik global saat ini.
"Nilai tukar dan Indeks Harga Saham Gabungan itu juga mengalami pelemahan secara global, namun Indonesia dibandingkan peer countries relatif masih dalam situasi aman," kata Menko Airlangga usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo yang membahas perkembangan situasi global di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Airlangga menyampaikan, secara fundamental perekonomian Indonesia tumbuh solid 5 persen, dengan angka inflasi 2,5 plus minus 1 persen. Selain itu, neraca perdagangan surplus dan cadangan devisa RI juga masih berada di sekitar angka 136 miliar dolar AS.
Airlangga menekankan, pemerintah telah membahas berbagai skenario, guna menjaga defisit berada di rentang yang diperbolehkan oleh undang-undang.
Sementara itu dari sisi moneter, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga menekankan pihaknya akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah, di tengah perkembangan situasi konflik global yang terjadi saat ini.
"BI selalu berada di pasar dan kami akan pastikan stabilisasi nilai tukar akan terjaga, kita akan terus lakukan intervensi baik di spot maupun Non Delivery Forward (NFD)," ujar Perry di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Perry menyampaikan BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah selaku pemangku fiskal, guna menjaga stabilisasi moneter dan fiskal.