Ahad 14 Apr 2024 19:03 WIB

Dampak Iran Serang Israel, Pertamina Siap Jaga Ketahanan Energi Nasional

Perusahaan juga memonitor situasi serangan balasan Iran ke Israel.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Papan yang menunjukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Jakarta, Senin (2/10/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Papan yang menunjukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Jakarta, Senin (2/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berkomitmen menjaga pasokan energi dalam negeri. Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S Poerwadi mengatakan perusahaan juga terus memantau situasi geopolitik global pascaserangan Iran ke Israel yang berpotensi berdampak pada dinamika harga minyak dunia.

"Kita monitor situasinya, minyak sebagai komoditas memang fluktuatif berdasarkan suplai dan demand. Insya Allah Pertamina selalu siap menjaga ketahanan energi nasional," ujar Brahmantya saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (14/4/2024).

Baca Juga

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina mengikuti dengan saksama perkembangan geopolitik, terutama yang tengah meningkat di timur tengah. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan perusahaan juga memonitor situasi serangan balasan Iran ke Israel dan dampaknya terhadap rantai pasok energi global. 

"Kita monitor terus situasi yang sedang berkembang," ucap Fadjar.

Fadjar menilai memanasnya situasi global tentu akan berpengaruh terhadap harga minyak dunia. Pertamina, lanjut dia, akan terus memantau perkembangan terkini sebagai landasan dalam membuat strategi menghadapi tantangan tersebut. 

"Pergerakan harga minyak dunia memang fluktuatif dan bukan terjadi saat ini saja, sehingga kita siapkan mitigasinya," sambung Fadjar. 

Fadjar mengatakan Pertamina telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam menyiasati dinamika geopolitik dunia. Fadjar berharap hal ini mampu meminimalisasi dampak kondisi global terhadap pasokan dalam negeri. 

"Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengendalikan biaya juga terus dilakukan seperti pemilihan crude yang optimal, pengelolaan inventory, efisiensi biaya pengangkutan dan maksimalisasi produksi high valuable product," kata Fadjar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement